YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Suara Muhammadiyah (SM) memasuki usia ke-109. Menurut Deni Asy’ari, MA., Dt Marajo, Direktur Utama PT SCM / SM, kebertahanan melampaui tempo 1 abad tersebut merupakan bentuk dari dukungan dari seluruh warga Persyarikatan.
“Kebertahanan SM tidak bisa terlepas dari peran penting bapak dan ibu mitra SM di berbagai daerah yang telah menopang, mendistribusikan, mengembangkan Majalah SM maupun dalam bermitra mengembangkan bisnis SM,” ujarnya saat memberikan arahan di Temu Akbar Konsolidasi Mitra SM, Sabtu (10/8).
Deni mengingatkan, memasuki era disrupsi dan digital, persoalan bisnis media sangat berat. Fakta berbicara terbuka, saat ini banyak media yang di telan zaman akibat ketidakmampuan bertahan menghadapi kompleksitas zaman hari ini. Tetapi, SM mampu bertahan, bahkan menjadi satu-satunya media tua di Indonesia yang masih bertahan.
“Alhamdulillah SM, majalah Persyarikatan yang resmi masih bertahan melampaui 1 abad. Sekali lagi, kami menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para agen, pelanggan, dan pembaca Majalah SM yang masih setia dengan media Persyarikatan ini,” ucapnya.
Deni memiliki harapan besar agar Majalah SM tidak bernasib sama dengan media yang telah berguguran. Maka, Ia mendorong dan memasifkan agen-agen di daerah dengan mengemas program “Gerakan 1000 Majalah”. Program khusus untuk menjadikan sekolah, perguruan tinggi, dan AUM sebagai pelanggan Majalah SM melalui para agen-agen di daerah.
“Untuk mengantisipasi penurunan yang masif, maka kami ingin mendorong program ini menjadi gerakan bersama di jaringan bisnis yang ada di SM. Karena Persyarikatan tentu masih membutuhkan referensi dan panduan resmi yang hari ini ditempatkan oleh Majalah SM,” katanya.
Sampai usia ke-109, Deni mengungkapkan SM telah melakukan transformasi dari teks menuju konteks. Artinya, tidak hanya bertumpu pada bisnis di media, tetapi berkembang luas ke bisnis ekonomi dan pariwisata. Reaktualisasinya menghadirkan bisnis SM Corner, penerbitan SM, SM Logistik, BulogMU, Logmart, SMTV, Properti Perumahan, SM Farm (peternakan), SM Tour & Travel, SM Tower & Convention, dan SM Wisata.
“Kehadiran jaringan bisnis ini, semuanya kami hadirkan sesunggiuhnya dalam rangka menopang, mengembangkan keberlangsungan media Persyarikatan muhammadiyah. Jadi kami mengembangkan unit bisnis lainnya menjadi media untuk kita bisa memasifkan penyebaran majalah Persyarikatan,” tegasnya.
Deni menyebut paradigma bisnis yang dijalankan SM tidak monopoli, tetapi dikemas secara kolaborasi atau jamaah (jam’iyyah). Baginya, paradigma bisnis semacam ini dapat memberikan dampak positif yang bisa dikelola secara bersama di berbagai daerah.
“Model seperti inilah yang akan menjadi brand SM ke depan. Di mana setiap peluang usaha yang akan dikembangkan akan menempatkan jamaah dan potensi jaringan Persyarikatan sebagai kekuatan utama dan kekuatan bersama. Cara ini merupakan bagian dari jihad ekonomi Muhammaiyah. Dan ini sinyal positif bahwa kekuatan bisnis berjamaah sangat potensial untuk kita gerakkan,” bebernya.
Hadir Direktur Keuangan, Bisnis dan IT Ana Fitriana, SKom., MBA, Direktur HRD & Legal Wahyu Chusnul Muna, Kepala Biro Marketing Communication Yulianto Prasojo, seluruh agen dan mitra SM. (Cris)