Peringati Milad Muhammadiyah ke-113
JAKARTA, Suara Muhammadiyah — Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebon Baru menggelar peringatan Milad Muhammadiyah ke-113 pada Ahad (16/11/2025) bertepatan dengan Jumadil Awal 1447 H. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Serbaguna Masjid Muhammadiyah Nurul Haq, Jl. Asembaris Raya No. 37, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan ini mengusung tema: “Mempertahankan Komitmen Muhammadiyah untuk Memberikan Manfaat dan Kemaslahatan di Tengah Masyarakat melalui Kiprah Dakwah.”
Rangkaian acara berlangsung meriah dan khidmat, diawali dengan sambutan, penampilan dari peserta didik PRM Kebon Baru, TK AUM PCM Kebon Baru, dilanjutkan pengajian umum bersama narasumber Dr. M. Ihsan Tanjung, S.Ag., SH., MH., M.Si., yang saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Pemberdayaan Wakaf PWM DKI Jakarta. Sesi akhir acara terdapat Wisuda Santri Tahfidz Qur’an Angkatan ke-III Baithul Qur’an Nurul Haq.
Ketua PCM Kebon Baru, H. Fithriadi Muslim, SH., MH., dalam sambutannya menegaskan bahwa peringatan Milad bukan hanya bentuk syukur atas perjalanan panjang Muhammadiyah, tetapi momentum untuk memperkuat komitmen dakwah dan pemberdayaan umat.
Ia menyampaikan bahwa PCM Kebon Baru memiliki visi Cabang Unggul Ekonomi, yang ke depan diarahkan untuk memperkuat kemandirian organisasi dan memperluas manfaat bagi masyarakat.
“Kami berharap seluruh jamaah terus bersama-sama membangun cabang ini, bukan hanya melalui kegiatan dakwah, tetapi juga penguatan ekonomi berbasis aset dan wakaf produktif. Ke depan, kami ingin PCM Kebon Baru menjadi cabang yang unggul, mandiri, dan semakin berdaya dalam melayani umat,” ujar Fithriadi.
Dalam tausiyahnya, Dr. M. Ihsan Tanjung menyoroti pentingnya kebersamaan dalam beragama dan berorganisasi. Mengutip QS. Ali-Imran ayat 104, ia menekankan bahwa umat diperintahkan untuk hidup berjamaah, bukan berjalan sendiri-sendiri.
Ia juga mengajak jamaah untuk memahami konsep wakaf produktif, baik berupa aset maupun wakaf uang. Menurutnya, wakaf tidak hanya untuk kegiatan sosial langsung, tetapi dikelola agar menghasilkan nilai ekonomi yang kemudian dimanfaatkan secara berkelanjutan.
“Jangan jadikan aset langsung untuk sosial. Aset digunakan secara produktif, hasilnya yang dipakai untuk kegiatan sosial. Inilah sebabnya ada yang asetnya banyak tapi uangnya sedikit, sementara yang lain asetnya sedikit tapi hasilnya besar,” jelas Ihsan."
Pada kesempatan tersebut, ia mengajak jamaah untuk berpartisipasi dalam program strategis PCM Kebon Baru berupa penggalangan wakaf guna pembelian lahan baru samping Masjid Nurul Haq senilai Rp7 miliar, sebagai penambahan aset cabang.
Dr. Ihsan turut menceritakan kisah inspiratif Ir. Sholah Athiyah, seorang pengusaha Muslim asal Mesir yang dikenal sukses karena mempraktikkan prinsip “berbisnis dengan Allah”, dengan menjadikan Allah sebagai “mitra ke-10” dalam setiap usahanya. Kisah ini disampaikan untuk memotivasi jamaah agar tidak ragu berinfak dan berwakaf sebagai bentuk investasi akhirat.
Lebih jauh, Ihsan menjelaskan bahwa dalam Islam telah disediakan instrumen ekonomi seperti zakat agar harta yang dimiliki dapat memberikan manfaat luas di masyarakat.
“Kita punya zakat, dan itu memang dipakai untuk dihabiskan bagi kemaslahatan umat. Sedangkan wakaf adalah instrumen menjaga aset agar tetap menghasilkan,” terangnya.
Acara ditutup dengan doa bersama dan harapan agar PCM Kebon Baru semakin maju, kuat secara ekonomi, serta terus memberikan manfaat yang luas melalui dakwah dan program sosialnya. (Dimas)


