SEMARANG, Suara Muhammadiyah - Rangkaian Olimpiade Muhammadiyah Berprestasi Nasional (OMBN) 2025 dimeriahkan dengan Seminar Nasional, Sabtu (25/1) di Ruang Fakultas Kedokteran Lantai 7 Universitas Muhammadiyah Semarang, Jawa Tengah. Tajuknya mengusung "Pendidikan Muhammadiyah Unggul."
Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Nonformal PWM Jawa Tengah Iwan Junaedi mengucapkan selamat datang kepada para peserta di Unimus.
"Selamat datang di Semarang, khususnya di Unimus. Silakan bapak ibu bisa menikmati Kota Semarang ini dengan tempat-tempat yang menarik," katanya.
Sementara, Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Pusat Muhammadiyah Didik Suhardi menyampaikan bahwa salah satu program yang tengah dilakukan oleh Muhammadiyah yaitu sekolah unggul. Hal ini juga berkelindan dengan cita-cita Presiden Prabowo Subianto.
Kuncinya terletak pada peningkatan sumber daya manusia (SDM). Apalagi melongok pada negara-negara lain, SDM benar-benar menjadi konsentrasi utama untuk mewujudkan kemajuan dalam segala bidang kehidupan.
"Kita harus mempersiapkan SDM kita dengan sebaik-baiknya. Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar tertua yang konsennya dibidang pendidikan, saya kira tidak boleh terlambat (melakukan hal tersebut)," jelasnya.
Bagi Didik, Muhammadiyah sebagai pencetus pendidikan Islam modern di Indonesia. Apalagi Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti saat ini diberikan kepercayaan untuk mengabdi kepada bangsa sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Kita harus buktikan. Bahwa pendidikan di Indonesia jauh lebih maju, berprestasi, berkarakter, dan berkemajuan. Tentu itu perlu kerja keras dari kita semua," tegasnya.
Didik mengungkapkan, jika pendidikan Muhammadiyah menjadi pendidikan yang diimpikan dan dicita-citakan oleh masyarakat. Karena karakteristik yang menonjol dari pendidikan Muhammadiyah sejak awal yaitu pendidikan holistik.
Hal tersebut berupa pencerahan kesadaran dengan menyiapkan lingkungan yang memungkinkan seseorang tumbuh sebagai manusia yang menyadari Allah sebagai rabb, dan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Dengan bekal itu, mampu menghidupkan, mencerdaskan, dan membebaskan manusia dari semua belenggu kebodohan dan keterbelakangan.
"Pendidikan Muhammadiyah itu menjadi pendidikan yang diimpikan, didambakan, dan diidolakan. Menginspirasi pendidikan yang lain di Indonesia," ucapnya.
Ditambahkan Didik, pendidikan ke depan akan terus bermunculan aneka dinamika. Hal ini, menurutnya, menuntut seluruh pemangku kepentingan pendidikan, termasuk Muhammadiyah, untuk beradaptasi dan terus berinovasi.
"Saya kira karena itu suatu urusan yang tidak pernah selesai. Akan selalu tumbuh sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga perkembangan kebutuhan masyarakat," tuturnya.
Dalam seminar nasional ini, menghadirkan pelbagai narasumber berkompeten. Mereka adalah Gogot Suharwoto (Dirjen PAUD Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah), Temu Ismail (Sekretaris Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru Kemendikdasmen), dan Masrukhi (Rektor Unimus). (Cris)