PASAMAN BARAT, Suara Muhammadiyah — Dalam semangat mempererat ukhuwah Islamiyah dan memperkuat tali silaturahim pasca-Ramadhan, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pasaman Barat menggelar kegiatan Silaturahim dan Pengajian Syawalan 1446 H, pada Kamis (1/5). Acara ini dilaksanakan di Masjid Agung Baitul Ilmi, Jl. Soekarno Hatta, Simpang Empat.
Mengangkat tema "Membangun Kebersamaan, Menyongsong Pasaman Barat Berkemajuan", kegiatan tersebut dihadiri ratusan warga Muhammadiyah dari berbagai penjuru daerah. Pengajian menghadirkan Ustadz Dr H Irwandi Nashir, Ketua PDM Kota Payakumbuh sekaligus dosen UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, sebagai muballigh utama.
Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat Advokat Ki Jal Atri Tanjung, Ketua PDM Pasaman Barat Buya Sayuti, sesepuh Muhammadiyah Buya Ronal, perwakilan Bupati Pasaman Barat yang diwakili Ketua TP-PKK Pasbar, Anggota DPRD Fraksi Gerindra, sejumlah tokoh masyarakat, pimpinan dan anggota organisasi otonom Muhammadiyah seperti PCA, PRM, PRA, IPM, NA, Pemuda Muhammadiyah, serta AUM dan pihak Bank Nagari.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua PWM Sumbar Buya Ki Jal Atri Tanjung menyampaikan apresiasi atas semaraknya kegiatan yang juga diisi dengan penampilan kreatif dari kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), berupa kolaborasi pidato dan tilawah Al-Qur’an. Ia menekankan pentingnya pembinaan generasi muda Muhammadiyah yang harus terus dilandasi nilai-nilai kejujuran, ukhuwah, serta semangat berjamaah.
“Revitalisasi organisasi harus dimulai dari perkaderan yang kokoh, gerakan keilmuan yang kuat, serta mendorong tumbuhnya jiwa entrepreneur dan kemandirian ekonomi umat. Semua ini berpijak pada prinsip tolong-menolong dalam kebajikan dan takwa sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Māidah ayat 2,” ujarnya.
Sementara itu, dalam tausiyahnya, Ustadz Dr H Irwandi Nashir menyoroti fenomena generasi lemah (lost generation) yang rentan terhadap kehampaan spiritual dan pengabaian terhadap warisan perjuangan generasi sebelumnya. Ia mengingatkan bahwa amal-amal besar yang telah dibangun dengan ikhlas, cerdas, dan penuh kesungguhan bisa saja musnah jika tidak dijaga oleh generasi penerus yang kuat secara iman dan akhlak.
“Generasi lemah adalah generasi yang tak punya arah. Ia bisa terbakar oleh ‘angin yang mengandung api’ — simbol dari godaan syetan dan hawa nafsu. Maka istiqomah dan wasathiyah adalah jalan tengah yang harus dipegang, sebagaimana peringatan yang diisyaratkan dalam surah Al Baqarah ayat 266,” tegasnya.
Lebih lanjut, Buya Irwandi mengajak jamaah untuk membangun loyalitas kepada kebenaran dan kejujuran. “Loyalitas itu harus kepada orang jujur dan benar, karena kejujuran akan menuntun kepada ketaatan, dan ketaatan itulah jalan menuju surga,” sambungnya, merujuk pada surah At-Taubah ayat 119.
Acara ditutup dengan harapan momentum Syawalan ini tidak hanya mempererat silaturahim, tetapi juga menjadi titik tolak penguatan spiritual dan sosial warga Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan dan peluang pembangunan Pasaman Barat ke depan. (m)