"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Q.S. At-Tahrim: 6)
KUDUS, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) kembali menyelenggarakan pengajian rutin secara luring. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor II UMKU, Islami, S.Si.T., M.Keb., dan menghadirkan narasumber Sheila Ardiana, L.C., M.A., dengan moderator Naili Azizah, S.H., M.H., Dekan Fakultas Ekonomi dan Pendidikan Hukum UMKU. Kegiatan ini dihadiri oleh Pengurus Badan Pembina Harian, dosen, serta tenaga kependidikan UMKU, Senin, 30 Juni 2025.
Sheila Ardiana, yang juga merupakan Anggota Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Tengah, menyampaikan materi bertema “Mewujudkan Keluarga Sakinah, Mawaddah Warahmah sebagai Pilar Ketahanan Persyarikatan dan Bangsa.” Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya ketahanan keluarga sebagai fondasi utama bagi kokohnya masyarakat dan bangsa. Ia menjelaskan bahwa pilar ketahanan tersebut dimulai dari tanggung jawab terhadap diri sendiri atau tahdzib an-nafs, dilanjutkan dengan pendidikan dalam keluarga (tahdzib ahlul bait), dan bermuara pada keterlibatan aktif dalam membangun masyarakat (tadbîr al-ummah).
Lebih lanjut, Sheila menjelaskan bahwa dalam memahami kedudukan tugas domestik sebagai bagian dari ketahanan keluarga sakinah, peradaban hanya akan berkelanjutan jika manusia—laki-laki dan perempuan—hidup berpasangan sesuai dengan fitrah kehidupan. Islam sebagai agama rahmatan lil ‘âlamîn telah memberikan tuntunan yang sangat lengkap dalam membina keluarga sakinah. Keluarga yang dibangun atas dasar iman dan amal saleh menjadi landasan utama ketahanan sosial.
Dalam penyampaiannya, Sheila menyitir sejumlah nas Al-Qur’an dan hadis Rasulullah saw. Ia mengutip ayat, “Man ‘amila shâlihan...”, seraya menjelaskan bahwa bila yang dicari adalah ridha Allah, maka sekecil apa pun amal perbuatan di mata manusia akan bernilai besar di sisi Allah karena niat yang tulus. Ia juga menyampaikan sabda Nabi Muhammad saw., “Jika seorang perempuan salat lima waktu, puasa Ramadan, menjaga farjinya, dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: ‘Masuklah surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki.’” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya). Selain itu, Rasulullah juga bersabda, “Pada setiap hati yang basah (makhluk hidup), ada potensi pahala di dalamnya.” (HR. Bukhari).
Sheila Ardiana yang kini tengah menempuh studi doktoral pada bidang Tafsir dan Ulumul Qur’an di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir menegaskan bahwa seluruh ikhtiar ini merupakan bentuk aktualisasi iman. Ia menyebutnya sebagai sistem kegiatan sosial yang teratur untuk memengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap, dan bertindak manusia—baik dalam lingkup individu maupun sosial—guna mewujudkan ajaran Islam secara menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupan.
(Supardi)