YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan, ATD, M.Sc. menilai bahwa masih banyak pengetahuan yang belum diterapkan dalam menanggulangi kecelakaan lalu lintas. Dalam acara Summer School Professional Course yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Rabu (06/09), Ahmad mengatakan jika kurangnya pengetahuan akan berdampak pada minimnya data yang akan dimiliki sebagai acuan untuk menyusun regulasi mitigasi kecelakaan lalu lintas.
“Jika proses mitigasi ini didasarkan pada pengetahuan, tingkat kecelakaan lalu lintas akan turun secara signifikan,” ujar Ahmad. Menurutnya, hal tersebut dapat terjadi karena selama ini masih marak terjadi kelalaian, baik dari pengemudi maupun pemangku kepentingan yaitu pemerintah sebagai penyedia fasilitas umum dalam bertransportasi. “Salah satu contoh kecilnya, masih banyak dijumpai di berbagai daerah rawan kecelakaan yang sangat minim terdapat papan peringatan yang kurang informatif, dimana seharusnya ini dikenal dengan istilah self-explaining road. Sehingga pengemudi dapat mengetahui permasalahan apa di depan, dan apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir tingkat bahaya,” jelasnya.
Ahmad yang juga seorang dosen di Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) Tegal ini juga mengatakan jika pada suatu program keselamatan, target utamanya adalah menurunkan resiko orang mengalami kecelakaan, bukan mengurangi angka kecelakaan. Ia memandang bahwa kecelakaan hanya dapat terjadi dan selalu diawali dengan adanya bahaya. “Kecelakaan merupakan bagian dari suatu proses. Jika seseorang terpapar celaka, kemungkinannya hanya dua. Ia mengabaikan bahaya yang sudah ia ketahui ataupun ia tidak memiliki pengetahuan terkait bahaya yang memang tidak diketahui sebelumnya,” imbuhnya.
Ia pun menyimpulkan jika hanya terdapat dua bentuk mitigasi dalam kecelakaan lalu lintas. Yaitu dengan menghilangkan bahaya sehinga kecelakaan tersebut tidak pernah terjadi lagi, atau dengan menurunkan resiko terjadinya kecelakaan.
Professional Course yang menjadi bagian dari Summer School Road Traffic Safety merupakan program dari ASIASAFE, sebuah konsorium yang diinisiasi oleh Erasmus+ dan beranggotakan berbagai perguruan tinggi termasuk UMY yang menjadi salah satu perwakilan dari Indonesia. Dr. Ir. Noor Mahmudah, S.T., M.Eng., IPM., ASEAN.Eng. selaku Ketua dari Summer School Road Traffic Safety UMY saat dihubungi terpisah mengingatkan jika hingga saat ini kecelakaan lalu lintas masih menjadi masalah utama di Indonesia.
“Untuk merespon permasalahan ini, UMY khususnya melalui program magister Teknik Sipil yang bekerjasama dengan Erasmus+ ASIASAFE menggelar Professional Course di bidang keselamatan jalan. Sehingga pengetahuan terkait keselamatan lalu lintas dapat semakin ditingkatkan, sekaligus menjadi forum pertemuan antar pemangku kepentingan dalam upaya mewujudkan aksi keselamatan lalu lintas dan jalan di Indonesia,” jelas Noor. (ID)