PALANGKARAYA, Suara Muhammadiyah - RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya pada hari Ahad, 6 Muharram 1446 H/ 11 Agustus 2024 M menggelar pengajian rutin bulanan di Masjid Al-Insan Lantai III. Pada kesempatan ini turut hadir Drs. H. Bisman, M.HI. (selaku penceramah dari PTA kota Palangka Raya), dr. Lia Indriana (Direktur RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya), dr. Sulis Tiyaningsih, Sp.KK. (selaku wadir Yanmed), para manager, para karyawan, serta pengunjung dan keluarga pasien. Tema yang diambil bertepatan dengan hari kemerdekaan 17 Agustus 2024 adalah “Hijrah menuju Pribadi yang merdeka.”
Lia Indriana, menyebutkan bahwa dengan adanya kajian atau pengajian ini, harapannya bisa menambah ilmu dan meningkatkan ketaqwaan serta menjadi ajang silaturahmi. “Apalagi RS kita adalah RS Islam yang misi utamanya setiap pelayanan terdapat nilai dakwah, maka kajian atau pengajian terus dilakukan sehingga pemahaman agama yang baik bisa kita terapkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (pasien dan keluarga), apa lagi sesuai dengan tema hijrah yang artinya menjadikan kita lebih baik dengan semangat kemerdekaan di bulan Agustus ini” ujarnya.
H. Bisman, menyatakan bahwa Spirit hijrah pada masa Nabi Muhammad adalah semangat untuk mempertahankan nilai-nilai yang agung dengan keberanian (merdeka ) dalam berekspresi menyuarakan sesuatu atau yang berarti berani untuk bertindak/berbuat dalam sebuah perubahan. Dengan hijrah atau berpindah dari kota Mekkah ke Madinah, Nabi Muhammad mempertahankan pusaka kemuliaan yang disebut agama Islam. Karena Islam itu bercirikan dinamis, serta dalam segala sesuatu harus bersikap adil, memiliki toleransi tinggi, serta mengedepankan musyawarah antar umat untuk memutuskan suatu hal.
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. An-Nisa: 100).
Kita diperintahkan untuk berikhtiar menuju kebaikan dan kemajuan dengan niat hati yang bersih, didasari keimanan dan rahmat dari Allah. Maka dari situ, pintu rezeki akan dibuka oleh Allah. Walaupun perjuangan demi kebaikan belum sampai tujuan dan kita sudah dipanggil Allah, maka itu akan tetap dicatat oleh Allah. Dari sini sangat jelas bagaimana umat Islam menjadi umat yang dinamis dan unggul, salah satunya dengan hijrah.
“Pada zaman Nabi Muhammad SAW, hijrah adalah berpindah tempat dari wilayah atau daerah yang menolak atau belum bisa menerima nilai-nilai tauhid, bergerak dan pindah ke wilayah yang bisa menerima nilai-nilai tauhid. Akan tetapi, dalam kondisi saat ini, kita harus berani hijrah secara pemikiran yang disesuaikan dengan kondisi saat ini di era modern dengan menyelaraskan dan mentransformasi nilai-nilai ilahiyah ke dalam nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi secara kontemporer (kekinian), karena ilmu pengetahuan itu sangat dinamis,” ujarnya.
Sehingga kita harus mengikuti alur tersebut dengan didasari dan diawali dari muhasabah diri, diikuti dengan mujahadah atau bersungguh-sungguh dalam hijrah itu sendiri. Dimulai dari niat kepada Allah SWT, dengan cara yang baik sehingga menghasilkan pemahaman yang baik secara individu maupun secara jamaah. Semoga kita menjadi umat yang dinamis, maju, dan unggul dalam bingkai akhlak dalam rangka sebagai insan dan umat yang rahmatan lil 'alamin. (MF)