PAREPARE, Suara Muhammadiyah - Parepare- Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Parepare menggelar Pengukuhan dan Peneguhan Ideopolitor Majelis, Lembaga, dan Pimpinan Cabang pada Ahad, 17 September 2023.
Acara yang dihelat di Aula KH Sanusi Maggu Kampus Universitas Muhammadiyah Parepare itu juga mengukuhkan majelis, lembaga, dan Pimpinan Cabang 'Aisyiyah.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel, Muh. Syaiful Saleh menekankan, periode 2022--2027 ini harus menjadi tonggak semakin berjayanya Persyarikatan di Parepare.
Ia mengaku setuju dengan langkah-langkah yang ditempuh PDM Parepare untuk mencapai kejayaan itu. Karena itu, Ia menekankan, selama kebijakan PDM Parepare tidak melanggar AD/ART dan aturan lainnya, maka kebijakan itu harus dilaksanakan.
"Bapak, Ibu, saya ingatkan, biar bagaimana hebat-ta, kalau Ketua PDM sudah mengatakan begini, dan tidak melanggar AD/ART ikuti, jangan ambil pilihan lagi. Kenapa saya tekanan ini? Karena saya tahu, masih ada di sini yang tidak taat," ungkap dia.
Ketaatan pada Pimpinan dan putusan Persyarikatan, kata Syaiful merupakan hal penting dalam organisasi. Terlebih, Muhammadiyah adalah organisasi yang terstruktur dengan rapih.
Ia juga mengambil contoh pengalaman bahwa pernah ada pernyataan, tidak ada hubungan antara PDM dengan perguruan tinggi karena itu bagian dari PWM dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Syaiful menegaskan bahwa anggapan itu keliru. Ia menegaskan bahwa PDM merupakan wakil dari Pimpinan Pusat dan PWM di tingkat kabupaten atau kota.
"Bahkan, PCM juga punya hak di perguruan tinggi ini, apalagi yang ketempatan. Kalau di UMPAR ini, PCM dan PCA Soreang Utara. Anda punya hak di sini," ungkap dia semringah.
Terkait politik, Syaiful mengingatkan, bahwa Muhammadiyah akan terus bekerja sama dengan pemerintah tetapi tetap bersikap korektif secara adil dan bijaksana.
Sikap itu, kata dia, sesuai dengan kepribadian Muhammadiyah yang merupakan salah satu bagian dari ideologi Muhammadiyah.
Syaiful juga mengajak seluruh hadirin untuk terus mengkaji dan merefleksi dokumen-dokumen ideologi Persyarikatan.
"Kalau ada di antara kita yang kepribadiannya belum sesuai dengan kesepuluh kepribadian itu dan belum membaca semua dokumen ideologis Muhammadiyah, saya minta, berubah-ki, bukannya keluar dari Muhammadiyah," kata dia.
Senada dengan Syaiful, Ketua PDM Parepare Mahsyar Idris menekankan bahwa revitalisasi semangat dan ideologi warga dan pengurus Muhammadiyah Parepare harus terus dilakukan. Karena itulah, peneguhan ideologi, politik, dan organisasi (ideopolitor) ini dihelat.
Ia mengungkapkan, dalam fikih, ada dua golongan yang harus dihormati umat, yaitu al-umara (pemimpin) dan ulama (ilmuwan).
Pemimpin harus dihormati, punya hak ditaati, dan harus dicintai. Itulah sebab, pemimpin juga harus berlaku adil dan jujur.
Menurut dia, dalam Muhammadiyah, ada al-umara dan ulama, sehingga bisa dikatakan, kehormatan Persyarikatan itu lebih lengkap.
Terkait kondisi kebangsaan, Ia berharap, Muhammadiyah dapat memberdayakan secara aktif Fakultas Hukum yang dimiliki perguruan tingginya.
Hal itu untuk terus melakukan pengkajian terkait konstitusi dan regulasi negeri ini serta implementasinya oleh para pengelola negara.
Ia mengungkapkan, negara harus hadir untuk kepentingan rakyat, sementara kini, yang terjadi, negara hanya untuk negara.
“Dalam konteks negara, Nabi mengingatkan, tidaklah seorang pemimpin dilantik kecuali dalam dua kondisi, apa dia lebih condong ke kanan atau ke kiri. Tampaknya, di negeri kita kini, yang lebih kencang itu ke kiri, ke kanan lemah. Pemimpin yang lebih kuat ke kiri, kata hadis, sarat tidak rahmati dan tidak diberkati Allah swt,” tandas dia.
Dalam acara pembukaan, PDM Parepare juga melakukan penandatanganan MoU dengan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Setelah acara pembukaan, forum Ideopolitor dimulai dengan menghadirkan Wakil Ketua PWM Sulsel, Pantja Nurwahidin sebagai pembicara. Peneguhan ideopolitor itu dilanjutkan pada Senin, 18 November 2023 malam, di Hotel Bugis Parepare. (Fikar/Riz)