PURWOREJO, Suara Muhammadiyah — Di era digital yang serba cepat dan terbuka, menjaga citra organisasi menjadi tantangan tersendiri bagi setiap lembaga, termasuk Muhammadiyah. Menyadari pentingnya hal tersebut, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Purworejo menggelar Pelatihan Manajemen Reputasi Digital Organisasi pada Ahad, 18 Jumadil Awal 1447 H bertepatan dengan 9 November 2025, bertempat di SMK Muhammadiyah Purworejo.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah),.yakni Ikhwanusshofa dan Sholihin, yang telah berpengalaman dalam bidang komunikasi dan pengelolaan media digital organisasi. Peserta pelatihan terdiri atas unsur pimpinan Muhammadiyah tingkat daerah dan cabang, perwakilan amal usaha Muhammadiyah (AUM), serta organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah se-Kabupaten Purworejo.
Pelatihan dibuka secara resmi oleh Drs. H. Pudjiono selaku Ketua PDM Purworejo. Dalam sambutannya, Pudjiono menegaskan bahwa menjaga nama baik organisasi di dunia digital merupakan bagian dari dakwah amar makruf nahi mungkar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
“Reputasi digital adalah bagian dari wajah dakwah kita. Dunia maya kini bukan hanya tempat bersosialisasi, tetapi juga ruang dakwah yang membentuk opini publik. Karena itu, warga dan kader Muhammadiyah harus mampu memanfaatkannya dengan bijak, profesional, dan beretika,” ujar Pudjiono saat membuka kegiatan.
Ia juga menambahkan bahwa kemampuan literasi digital menjadi kebutuhan mendesak bagi seluruh elemen Muhammadiyah. Melalui pelatihan ini, diharapkan lahir kader-kader yang cakap dalam mengelola informasi serta mampu menjaga citra positif Muhammadiyah di berbagai platform digital.
Sesi pertama pelatihan dipandu oleh Ikhwanusshofa, yang memaparkan materi mengenai strategi membangun dan menjaga reputasi digital organisasi. Ia menjelaskan bahwa reputasi digital tidak hanya bergantung pada tampilan media sosial, tetapi juga pada konsistensi nilai, respons terhadap kritik, dan kemampuan mengelola isu publik.
“Reputasi digital Muhammadiyah harus mencerminkan nilai-nilai keislaman yang berkemajuan. Jangan sampai kita ikut arus informasi yang tidak jelas sumbernya. Setiap unggahan harus memiliki nilai dakwah dan membawa manfaat,” tutur Ikhwanusshofa.
Sementara itu, Sholihin dalam sesi kedua membahas pengelolaan komunikasi digital efektif. Ia memberikan panduan praktis tentang penyusunan konten media sosial, manajemen krisis digital, serta pentingnya kerja sama antarlembaga dalam menjaga kredibilitas organisasi.
Menurutnya, banyak organisasi yang kehilangan kepercayaan publik bukan karena substansi dakwahnya melemah, melainkan karena kesalahan dalam komunikasi digital.
“Satu unggahan yang salah bisa berdampak panjang. Karena itu, setiap admin media sosial Muhammadiyah harus dibekali pemahaman etika komunikasi dan tata kelola konten yang baik,” jelasnya.
Pelatihan yang berlangsung interaktif tersebut mendapat antusiasme tinggi dari para peserta. Mereka tidak hanya mendengarkan paparan, tetapi juga berdiskusi dan berbagi pengalaman dalam mengelola media sosial lembaga masing-masing.
Panitia pelaksana menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya PDM Purworejo untuk memperkuat kapasitas kader dalam menghadapi tantangan era digital.
“Kami ingin pelatihan ini menjadi langkah awal untuk membangun tim komunikasi digital yang solid di lingkungan Muhammadiyah Purworejo,” ujar salah satu panitia seusai kegiatan.
Melalui pelatihan ini, Muhammadiyah Purworejo berharap dapat menumbuhkan kesadaran bersama tentang pentingnya menjaga marwah organisasi di ruang digital, sekaligus memperkuat peran dakwah Muhammadiyah yang berkemajuan di dunia maya.


