MELBOURNE, Suara Muhammadiyah - Pada tanggal 4-6 Oktober 2024, Pimpinan Cabang Istimewa 'Aisyiyah (PCIA) Australia untuk kali pertama menyelenggarakan kegiatan Baitul Arqam.
Bertempat di Muhammadiyah Australia College, Melbourne, ini adalah kegiatan Baitul Arqam kedua yang diselenggarakan di komplek sekolah Muhammadiyah pertama di Australia ini. Sebelumnya Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Australia mengadakan Baitul Arqam pada tahun 2022 di tempat yang sama.
Ini juga menjadi Baitul Arqam ketiga di Australia dalam tiga tahun berturut-turut, setelah akhir tahun lalu Baitul Arqam Muhammadiyah juga sukses diselenggarakan di Sydney, di mana Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) NSW menjadi tuan rumah.
Baitul Arqam khusus 'Aisyiyah yang pertama di Australia ini mengangkat tema "Internasionalisasi 'Aisyiyah sebagai Ikhtiar Memperkokoh Dakwah Kemanusiaan Semesta".
Bertindak sebagai instruktur dan narasumber adalah tiga orang utusan Majelis Pembinaan Kader PP 'Aisyiyah: Norma Sari (master of training), Maesyaroh (imam of training), dan Anis Diyah Puspita. Ketiganya berhasil mengobarkan semangat 21 peserta yang datang dari empat negara bagian di Australia (dari yang terjauh): Queensland, New South Wales, Canberra, dan Victoria.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua PCIM Australia, Hamim Jufri, dan ditutup oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk Canberra, Mukhamad Najib.
Dalam kesempatan pembukaan, Ketua PCIA Australia Rina Febrina Sarie menyampaikan bahwa 'Aisyiyah merupakan simbol kekuatan perempuan dalam Islam, dan sebagai upaya internasionalisasi gerakan, 'Aisyiyah dan Muhammadiyah berupaya untuk selalu membangun kolaborasi secara global, termasuk dengan pemerintah Australia, baik di tingkat federal ataupun negara bagian.
Sementara itu Hamim Jufri dalam sambutannya menambahkan, keberadaan PCIM di luar negeri juga adalah untuk menguatkan Muhammadiyah di Indonesia.
Ditekankan pula oleh Norma Sari dalam sambutannya, tujuan utama Baitul Arqam adalah sebagai wadah pelatihan resmi di Muhammadiyah untuk membina para kadernya.
Layaknya Baitul Arqam lainnya, sebelum memulai agenda di setiap harinya, acara selalu diawali dengan qiyamul lail dan olah raga, dilanjutkan dengan lima sesi materi yang terbagi dalam dua hari. Materi meliputi masalah lima dan pemahaman agama dari sudut pandang Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Tuntunan Ibadah Menurut Tarjih, Dinamika Gerakan 'Aisyiyah, Risalah Islam Berkemajuan & Risalah Perempuan Berkemajuan, dan Keluarga Sakinah.
Seluruh peserta terlihat memahami dengan baik materi yang diberikan, ditunjukkan dengan peningkatan signifikan dari hasil pre-test dan post-test yang diberikan di awal dan di akhir acara.
Dalam sambutan penutup kegiatan, Mukhamad Najib menggarisbawahi peran 'Aisyiyah sebagai gerakan yang membuktikan kekuatan perempuan Indonesia di kancah global. Poin senada disampaikan Norma Sari, yang memandang perempuan berkemajuan sebagai etalase Islam berkemajuan di panggung dunia.
Ketua Panitia, Lisma Dyawati Fuaida, merasa bersyukur kegiatan Baitul Arqam 'Aisyiyah ini telah sukses terselenggara berkat dukungan banyak pihak: Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, MPK PP 'Aisyiyah, Lazismu, Uhamka, PCIM Australia, PRIM se-Australia, PRIA NSW, dan tentunya juga para peserta berikut keluarga.
Hadirnya keluarga sebagian peserta memberi warna tersendiri bagi Baitul Arqam ini. Anak-anak dan remaja mengikuti "Baitul Arqam 'Aisyiyah Junior" yang difasilitasi oleh Tim PGSD FKIP Uhamka: Puri Pramudiani dan Sarah. Sedangkan bapak-bapak, selain terlibat mendukung kesiapan teknis, juga menggembirakan kegiatan dengan rangkaian aktivitas ibadah berjamaah, kultum, diskusi, dan rembug gagasan pengembangan Muhammadiyah di Australia ke depan.