HSU, Suara Muhammadiyah - Momen Idul Adha 1445 H/2024 M dirayakan secara semarak oleh segenap umat Islam, tak terkecuali keluarga besar Muhammadiyah di Kecamatan Sungai Pandan yang lebih dikenal dengan sebutan Alabio, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Alabio adalah kota distrik yang sangat bersejarah sejak zaman Belanda karena dari kota kecil inilah persyarikatan Muhammadiyah pertama kali berdiri di bumi Kalimantan pada tahun 1925. Dari tanah Alabio, Muhammadiyah terus berkembang dan tersebar ke berbagai penjuru provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Sesuai ketetapan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, warga Muhammadiyah di Alabio merayakan Idul Adha tahun ini pada Senin, 17 Juni 2024. Ribuan jamaah Shalat Id tampak memadati halaman dan ruang induk Masjid Al-Amien Alabio untuk melaksanakan Shalat Id yang dilaksanakan mulai jam 07.15 WITA. Tampil sebagai imam dan khatib, Dr. M. Arif Budiman, S.Ag, M.E.I dari Banjarmasin yang mengangkat tema khutbah “Refleksi Pengorbanan untuk Kemanusiaan dan Pembelaan terhadap Palestina”.
Di awal khutbahnya, khatib mengajak jamaah untuk mengenang sejenak sejarah perjuangan para pelopor Muhammadiyah di tanah Alabio yang telah mengorbankan tenaga, pikiran, waktu, dan harta benda yang tak ternilai demi tegaknya Muhammadiyah. Selanjutnya, khatib menyampaikan bahwa penindasan, genosida, dehumanisasi, dan ketidakadilan yang terjadi di Palestina merupakan tantangan dan pekerjaan rumah terbesar bagi umat Islam di seluruh dunia.
Oleh karena itu, dalam momen Idul Adha ini khatib mengajak segenap umat Islam untuk memberikan pembelaan dan solidaritas yang lebih kuat kepada Palestina, baik melalui doa, platform media sosial, bantuan kemanusiaan, boikot ekonomi, maupun advokasi internasional. Hal ini sejalan dengan prinsip persaudaraan (ukhuwah Islamiyah) di antara sesama umat Islam. Apalagi hubungan antara Indonesia dan Palestina sangat dekat dan berlangsung sejak lama. Palestina merupakan di antara negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Presiden Soekarno secara vokal juga selalu menyuarakan dukungannya untuk perjuangan Palestina dalam berbagai forum internasional dan bangsa Indonesia selama ini selalu setia mendukung dan menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk Palestina.
Lebih lanjut, khatib yang merupakan Ketua Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Banjarmasin itu menguraikan bahwa boikot ekonomi sebagai alat perlawanan terbukti cukup efektif menekan rezim Israel. Boikot ini telah menurunkan pendapatan perusahaan-perusahaan tersebut dan memaksa mereka untuk mempertimbangkan kembali dukungan terhadap kebijakan Israel. Dengan memboikot produk-produk Israel dan perusahaan-perusahaan pendukungnya, umat Islam mengirimkan pesan kuat bahwa pendudukan dan penindasan tidak dapat diterima.
Kompleks Masjid Al-Amien Alabio merupakan pusat aktifitas persyarikatan Muhammadiyah di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Disini terdapat kantor sekretariat PDM HSU, PDA HSU, PDPM HSU, PCM Alabio 1, Lazismu HSU, dan Radio Noor Amien FM. Selain itu, berdiri pula berbagai unit bisnis seperti BTM (Baitut Tamwil Muhammadiyah) Alabio, Toko SuryaMu, dan Guest House. Di komplek tersebut juga terdapat Meeting Room H. Jaferi Umar yang namanya diambil dari tokoh pendiri Muhammadiyah di Alabio.
Khairin Noor, S.Pd, Sekretaris PCM Alabio 1, menjelaskan bahwa jumlah hewan kurban pada tahun ini adalah 39 ekor sapi dan 1 ekor kerbau yang pelaksanaannya tersebar di 19 PRM/AUM di lingkungan PCM Alabio 1. “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pekurban dan warga persyarikatan yang telah mengamanatkan kurbannya ke PCM Alabio 1, teriring doa semoga Allah SWT menerima amal ibadah dan kurban kita semua,” ujarnya. (arif/riz)
