PULANG PISAU, Suara Muhammadiyah – Taman Pustaka KH Ahmad Dahlan Pulang Pisau baru saja melaksanakan sebuah acara diskusi bertajuk “Diskusi Praktik Baik Komunitas Penggerak Literasi”. Kegiatan ini adalah bagian dari rangkaian program Literaksi untuk Negeri dengan tema " Menggerakkan Literasi Mwnguatkan Generasi " yang didukung oleh Badan Pembinaan Bahasa dan Sastra Kemendikbudristek RI yang bertujuan untuk mendukung kegiatan literasi dan penguatan komunitas literasi masyarakat, khususnya di kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Acara digelar pada 13 Oktober 2024, diikuti sekitar 35 peserta yang terdiri dari relawan Taman Pustaka KHA Dahlan, anggota Taman Baca Masyarakat, Forum Taman Baca Masyarakat, pengelola perpustakaan desa, komunitas dan pegiat literasi yang ada di wilayah Kabupaten Pulang Pisau, bertempat di Taman Pustaka KH Ahmad Dahlan .
Tiga narasumber hadir untuk membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka dalam mengelola kegiatan literasi dan seni budaya. Dede Stevanus, seorang pegiat seni budaya Pulang Pisau dan founder Komunitas seni Mentaren Project, berbagi pengalaman mengelola komunitas seni yang ia bangun dari awal. Dede mengungkapkan suka duka dalam membina relawan dan memberikan tips penting tentang cara mendapat dukungan untuk kegiatan komunitas dari pemerintah daerah atau provinsi. Ia juga menegaskan agar setiap komunitas tetap aktif berkegiatan, tanpa menunggu bantuan. “Bantuan akan datang sendiri jika kita konsisten dan mampu mempertahankan eksistensi komunitas,” ujarnya.
Dalam diskusi itu Dede juga memberi masukan kepada pemerintah setempat atau lembaga yang membidangi seni, sudah seharusnya daerah dapat membina generasi penerus dengan tidak terkesan dadakan atau instan, tetapi dapat memberikan pembinaan sejak dini dan berkelanjutan, generasi muda benar-benar diberikan pemahaman tentang kesenian daerah Pulang Pisau, jangan sampai keliru, karena seni budaya di Kalimantan itu sangatbberagam, dan tiap daerah pasti punya ciri khas masing-masing yang mirip, tapi tidak sama.
“Jangan cuma membina saat akan diadakan event lomba-lomba saja, tetapi berikan juga ruang dsn kesempatan agar komunitas atau pegiat seni dapat mengajarkan dan mengenalkan budaya daerah sejak awal, dan tidak cuma dadakan saja ” tegas Dede.
Kemudian Narasumber kedua Rusma Hadi, seorang pustakawan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pulang Pisau menjelaskan kepada para peserta mengenai strategi transformasi perpustakaan yang terdiri dari tiga aspek yaitu peningkatan kualitas layanan informasi, pelibatan masyarakat dan Advokasi untuk membangun ekosistem pendukung program kegiatan.
” Perpustakaan yang berbasis inklusi sosial, yaitu memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, sehingga lebih berdaya manfaat bagi masyarakat, salah satu contohnya ya, apa yang telah dilakukan oleh Taman Pustaka KHA Dahlan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan seperti ini ” kata Rusma.
Dalam kesempatan itu Rusma juga memberikan informasi penting bagi para peserta. Ia menjelaskan bahwa Perpustakaan Nasional memiliki program pengadaan bantuan buku bacaan bermutu bagi perpustakaan desa dan Taman Baca Masyarakat. Ia mendorong komunitas dan taman baca yang ada di Pulang Pisau untuk mengajukan permohonan bantuan buku dengan melengkapi syarat-syarat yang ditentukan.
Gerakan Literasi Pulang Pisau
Sementara itu Bonni Febrianto, Ketua Taman Pustaka KH Ahmad Dahlan, juga turut berbagi cerita mengenai perjalanan Taman Pustaka KHA Dahlan sejak berdirinya pada 2017. Berawal dari pojok baca dalam Masjid, Taman Pustaka kini telah berkembang menjadi sebuah taman baca dengan koleksi yang semakin banyak dan berbagai gerakan literasi yang melibatkan relawan-relawan muda. “Kami ingin taman pustaka ini menjadi tempat yang tidak hanya menyediakan buku, tapi juga menggerakkan semangat literasi di kalangan masyarakat,” ujar Bonni.
Ia juga berharap gerakan literasi di Pulang Pisau khususnya, dapat didukung dari semua stakeholder , lembaga Pemerintah, swasta dan para pemangku kepentingan. ” Gerakan literasi akan terus tumbuh, jika ada ruang apresiasi dan ruang kolaborasi dan ada semangat untuk berbagi,” imbuhnya.
Acara dengan tema “Menggerakkan Literasi dan Menguatkan Generasi ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi para pegiat literasi dan komunitas di Pulang Pisau untuk terus mengembangkan gerakan literasi di temparnya masing-masing sekaligus memperkuat peran mereka dalam menciptakan masyarakat yang melek literasi dan seni budaya.
Dalam diskusi ini Panitia memberikan beberapa pertanyaan dan tanggapan dalam bentuk pre tes dan pos test, diharapkan setelah mengikuti diskusi, ada pencerahan dan dapat diterapkan di komunitas daerah masing-masing. Selain diskusi praktik baik komunitas literasi, beberapa kegiatan utama dilaksanakan oleh Taman Pustaka KHA Dahlan yang melibatkan warga Pulang Pisau seperti : lokakarya Membaca Nyaring, lokakarya menulis kreatif, dan lokakarya menulis artikel jurnalistik. (Bon)