PURWOREJO, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah 'Aisyiyah (PDA) Kabupaten Purworejo secara resmi dikukuhkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah pada Sabtu (09/09) di Auditorium Kasman Singodimedjo Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Disampaikan oleh Drs. H. Pujiono Ketua PDM Purworejo bahwasanya agenda kali ini Pengukuhan Anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan 'Aisyiyah Purworejo Periode Muktamar ke 48 dimana digelar dirangkai dengan Hari BerMuhammadiyah yang di dalam dilaksanakan pula Pengajian Umum, Pentas Seni Siswa siswi Amal Usaha Muhammadiyah se-Kabupaten Purworejo dan Bazar UMKM
Agenda ini sebagai momentum silaturahmi warga Muhammadiyah se-Kabupaten Purworejo yang dirangkai dalam Pengajian Umum, Pengukuhan Anggota Pimpinan Muhammadiyah 'Aisyiyah Purworejo beserta unsur pembantu pimpinan-nya, dimeriahkan dengan pentas seni siswa siswi sekolah Muhammadiyah se-Kabupaten Purworejo dan Bazar UMKM.
Agenda dihadiri Forkompimda Kabupaten Purworejo, PWM Jawa Tengah, PWA Jawa Tengah, Wakil Bupati Kabupaten Purworejo, GOW Purworejo, Muslimat Purworejo, FKUB Purworejo, PCNU Purworejo, Rektor UMP, Kemenag Kabupaten Purworejo, Perwakilan Kodim dan kepala amal usaha Muhammadiyah 'Aisyiyah se-kabupaten Purworejo dan tamu undangan lainnya," ungkap Pujiono.
Lanjutnya, pengukuhan diikuti oleh majelis dan lembaga yang merupakan unsur pembantu pimpinan pada bidang tertentu yang kemudian diteruskan dengan rapat kerja guna merumuskan program kerja beserta key performance indikator-nya.
Pengukuhan dilakukan secara langsung oleh Ketua PWM Jateng Dr. H. Tafsir, M.Ag. untuk Muhammadiyah Kabupaten Purworejo dan Dr. Mufnaety, M.Ag. Wakil 3 PWA Jateng untuk 'Aisyiyah Kabupaten Purworejo. Dalam periode saat ini 33 Doktor UMP terlibat dalam Pimpinan Muhammadiyah.
Dr. H. Tafsir, M.Ag. mengisi pengajian umum untuk seluruh pimpinan dan jamaah yang hadir. Beliau menyegarkan kembali berkaitan pemahaman akan paham agama.
"Jumlah anggota dipengaruhi oleh paham agama yang diterapkan. Muhammadiyah, NU itu bukan agama tetapi paham agama. Syariah bukan fiqih, Fiqih bukan Syariah. Islam Berkemajuan ataupun Islam Nusantara itu bukan dalam wilayah syariah tetapi paham agama. Karakter orang beragama. Ada karakter masing-masing. 1 dalam syariah, beragam dalam fiqih, beragam dalam budaya. Sehingga, dalam konteks pengamalan bisa berubah dalam setiap zaman. Syariah mutlak benar Al Quran Sunnah. Fiqih pendapat budaya-nya yang dihasilkan itu tidak ada yang bisa menjamin mutlak benarnya. Maka para ulama menyampaikan Wallahu'alaam," ungkapnya.
Tafsir juga mengingatkan pada pimpinan untuk mendalami 5 karakter risalah Islam Berkemajuan yang merupakan salah satu hasil muktamar solo pada setengah tahun lalu yakni tauhid yang murni, memahami al-Qur'an dan sunnah secara mendalam, tajdid dalam semua dimensi kehidupan, wasathiyah dalam pemikiran dan perbuatan, dan membawa rahmat bagi semesta alam.
Pada sesi rapat kerja, masing majelis dan lembaga mengelompok pada masing-masing majelis dan lembaga didampingi anggota pleno pimpinan Muhammadiyah ataupun 'Aisyiyah yang membidangi guna merumuskan dan mengkolaborasikan program kerja 5 tahun yang akan datang pada periode kepemimpinan 2022-2027 atau periode Muktamar ke 48. (Akhmad)