PEKANBARU, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Riau melalui Departemen Pendidikan menggelar sekolah Parenting berbasis Family Learning Center (FLC) pada Rabu (24/7) di SD Muhammadiyah 1 Pekanbaru.
Kegiatan ini diikuti oleh Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kota Pekanbaru, Orang tua wali murid dan para guru SD Muhammadiyah 1 Pekanbaru. Sekolah Parenting Berbasis FLC memberi pandangan dalam mengasuh anak dan menciptakan lingkungan kondusif untuk tumbuh kembangnya.
Capaian akhir dari kegiatan ini adalah partisipasi masyarakat melalui keluarga untuk meningkatkan kualitas Pendidikan karakter pada anak. Dalam pemaparannya, Ketua PWNA Riau Hardhina Rosmasita mendorong kegiatan Sekolah Parenting berbasis FLC ini dapat melatih orang tua menciptakan kekompakan dalam mengasuh anak. Sebab, kesetaraan dan kerjasama antara suami istri dalam keluarga merupakan kunci.
“Oleh karena itu, Sekolah Parenting berbasis FLC ini penting dan harapannya kedepan tidak ada lagi fenomena fatherless di Indonesia,” ungkapnya.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Pekanbaru, Widati, S.Ag, MM mengungkapkan terima kasihnya kepada PWNA. Harapannya agar kolaborasi kegiatan dapat terus dilaksanakan.
Pada kegiatan inti, Dwita Razkia selaku narasumber kegiatan ini menyinggung Toxic Parent dalam materinya. Ia menyampaikan bahwa pentingnya orang tua menyadari penerapan pola asuh orangtua yang berdampak buruk bagi anak, baik secara mental maupun fisik anak.
“Pengasuhan anak di keluarga juga melibatkan seluruh anggota seperti ayah, nenek, paman, bibi, hingga pengasuh. Sehingga, pengasuhan tidak dibebankan pada peran ibu, melainkan peran anggota keluarga seluruhnya,”paparnya.
Sekolah Parenting Berbasis FLC ini merupakan pelatihan yang berbasis konseling. Program ini digagas oleh Nasyiatul Aisyiyah sebagai upaya gerakan perempuan dalam mendukung ketercapaian pemenuhan hak-hak anak.