YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Upaya memperkuat kontribusi terhadap isu sosial, lingkungan, dan tata kelola berkelanjutan terus menjadi komitmen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bagi masyarakat dan lingkungan. UMY pun mencatat capaian penting dalam QS Sustainability Rankings 2026, dengan menempati peringkat global 1071–1080 dari seluruh perguruan tinggi dunia serta meraih posisi ke-16 secara nasional.
Dalam pemeringkatan global yang menilai kontribusi berdampak dari universitas tersebut, UMY berhasil naik sekitar 50 peringkat dibanding tahun sebelumnya. Sejumlah indikator menunjukkan performa unggul UMY, termasuk di tingkat nasional. UMY mencatat peringkat pertama nasional pada dua indikator utama, yaitu Environmental Research dalam kategori Environmental Impact serta Health & Wellbeing dalam kategori Social Impact.
Kedua indikator ini merefleksikan kontribusi UMY dalam riset yang berorientasi lingkungan, kesehatan masyarakat, serta kualitas pendidikan dan dampaknya bagi mahasiswa dan komunitas.
Kepala Badan Perencanaan dan Reputasi Global (BPRG) UMY, Dr. Mega Hidayati, S.Ag., S.S., M.A., menyebut capaian tersebut sebagai bukti bahwa program-program UMY dalam bidang kesehatan, pengabdian masyarakat, dan riset lingkungan telah memberikan hasil yang signifikan.
“Kalau melihat indikator seperti Health & Wellbeing, wajar jika UMY kuat di sana. Kami punya komitmen kuat terhadap kesehatan dan kesejahteraan pegawai, dosen, mahasiswa, bahkan masyarakat. Mulai dari fasilitas kesehatan, asuransi, hingga program-program olahraga rutin setiap pekan, semuanya mendukung performa UMY,” ujar Mega dalam sesi wawancara di kantor BPRG pada Kamis (20/11).
Pada indikator Environmental Research, UMY juga mencatat peringkat pertama nasional meskipun tidak memiliki jurusan spesifik di bidang ilmu lingkungan. Hal itu tidak lepas dari kuatnya publikasi dan keterlibatan riset UMY pada tema-tema yang selaras dengan SDGs poin 7, 11, 12, 13, 14, dan 15.
Mega mengungkapkan bahwa indikator tersebut melihat kontribusi riset pada isu energi, kota berkelanjutan, konsumsi dan produksi, perubahan iklim, dan ekosistem. Riset UMY pada bidang-bidang tersebut pun dinilai cukup tinggi dibanding universitas lain. Ini dapat terjadi karena banyaknya program UMY yang sejalan dengan prioritas riset pemerintah.
Di tingkat internasional, UMY mencatat kinerja kuat pada kategori Governane dengan masuk di peringkat 842 dunia. Ini dapat diartikan bahwa transparansi kebijakan, akuntabilitas institusi, budaya etis, hingga representasi mahasiswa dalam pengambilan keputusan di UMY dinilai sudah bersaing di jajaran perguruan tinggi dunia.
Kinerja governance yang kuat disebut oleh Mega sebagai fondasi penting bagi pengembangan seluruh aspek sustainability di kampus.
“Governance yang baik itu menentukan arah. Kalau tata kelola kuat, semua program keberlanjutan baik di lingkungan, sosial, maupun akademik bisa berjalan lebih efektif,” imbuhnya.
Mega menekankan bahwa pemeringkatan di bidang sustainability bukan upaya mengejar angka, melainkan bagian dari evaluasi komitmen universitas terhadap isu keberlanjutan global. Namun, ia juga menegaskan bahwa peningkatan peringkat tetap menjadi agenda universitas sebagai tolok ukur ketercapaian dampak dan relevansi di tingkat dunia.
“Target kami tetap naik, harapannya tahun depan bisa tembus peringkat 1000. Tetapi yang lebih penting, pemeringkatan ini menjadi ukuran komitmen kami terhadap keberlanjutan. Kami ingin kontribusi UMY bagi masyarakat dan dunia benar-benar terukur dan terus meningkat,” pungkasnya. (ID)


