YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Lazismu Kota Yogyakarta dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) terus berupaya melakukan pembenahan sekaligus harmonisasi manajemen. Hal ini dilakukan dalam misi mewujudkan tema utama dalam Rakerda yaitu “Sinergi Kebajikan untuk Inovasi dan Capaian SDGs.”
Dalam laporannya, Panitia Pengarah Nugroho mengatakan, peserta Rakerda tahun ini berjumlah 33. “Dari undangan Kantor Layanan (KL) Lazismu se-Kota Yogyakarta, yang terdaftar menjadi peserta ada 33 KL,” katanya di SD Muhammadiyah Sukonandi 2 Yogyakarta.
Meski demikian, Nugroho tidak patah arang untuk senantiasa menghidupkan mesin KL di kota yang sempat meredup. Baginya, dengan Rakerda sebagai ruang memecut KL-KL agar tetap semangat dalam melayani umat dan masyarakat.
“Kita akan menjadikan momentum Rakerda ini untuk kebangkitan Lazismu Kota Yogyakarta juga KL-KL yang lainnya. Dengan adanya nakhoda dari pak ketua kita, Insyaallah kita akan maju bersama,” sebutnya.
Ketua Lazismu Kota Yogyakarta Nuryanto Hari Murti menjelaskan, dalam Rakerda ini membahas rancangan program kerja, rekomendasi baru, dan rencana target sekaligus merumuskan strategi kebijakan. Semua ini diperlukan kolaborasi agar dapat terejawantahkan secara maksimal dalam lapangan kehidupan.
“Kita itu bekerja secara organisasi, kita bekerja sama. Maka, momentum satu hari ini jadikan ajang bekerja sama dan ada yang dikonsolidasikan. Hari ini, kita berkumpul dalam kebaikan, ber-fastabiqul khairat,” terangnya.
Nuryanto menegaskan, jika Lazismu Kota Yogyakarta pada tahun ini mematok target penghimpunan sebesar 8 miliar. Menurutnya, target tersebut sangat berat, tetapi sejalan dengan semangat filantropi.
“Ini adalah jalan kita untuk kebaikan di akhirat, maka bersemangat. Jadi mohon untuk putuskan keputusan yang terbaik,” jelasnya.
Perwakilan Lazismu DIY Muhammad Saeful Effendi mengingatkan, mengelola organisasi terbesar dan tertua seperti Muhammadiyah harus bergembira. Namun, jangan sampai menghilangkan profesionalitasnya.
“Karena kita menghadapi banyak hal di Muhammadiyah. Apalagi di kota secara kultur itu sangat luar biasa (heterogen),” tuturnya.
Menurutnya, KL di Kota Yogyakarta menjadi yang terbanyak se-DIY. “Ada 47 KL. Di satu sisi ini adalah potensi, tetapi juga tantangan. Di kota ini pusat ekonomi dan pusat peradaban,” bebernya.
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta Muhammad Iqbal menyebut, Rakerda menjadi langkah komunikasi yang baik bagi lazizmu di wilayah Yogyakarta. Iqbal juga mengharapkan agar Rakerda ini bisa menjadi komunikasi apa yang terjadi di Lazismu, terkait keluhan, permasalahan dan kendala yang dapat diselesaikan bersama.
“Selain daripada arah komunikasi Lazismu, mengatur tata kelola Lazismu juga penting. Oleh karena itu, dibutuhkan ijtihad, kesepakatan bersama untuk membangun tata kelola yang baik,” ujarnya.
Konsep publikasi penting dilakukan untuk memberi informasi kepada khalayak dalam upaya pengumpulan dan penyaluran tersebut. "Upaya ini merupakan usaha Lazismu untuk membawa seluruh kantor layanan menuju kepada tabligh pengumpulan," tandasnya. (Cris/Tia/Nd)