Pengembangan Media Pembelajaran Model Design Thinking
SORONG, Suara Muhammadiyah - Berawal dari kondisi sekolah Muhammadiyah di kabupaten Sorong yang kurang memperhatikan mata pelajaran Al Islam Kemuhammadiyahan dengan cara diampu oleh guru yang bukan kader Muhammadiyah, tidak sesuai dengan fokus keilmuannya, guru belum memiliki kecakapan yang baik dalam mengelola pembelajaran di kelas, dan sarana prasarana Al Islam Kemuhammadiyahan yang belum memadai serta tidak semua sekolah terdapat 3 organisasi otonom secara lengkap yang seharusnya wajib ada di Lembaga Pendidikan Muhammadiyah seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Hizbul Wathan (HW) dan Tapak Suci.
Dua pokok permasalahan di atas seharusnya tidak boleh dibiarkan begitu saja, pertama tentang pembelajaran Al Islam Kemuhammadiyahan di sekolah merupakan kewajiban sekolah Muhammadiyah untuk dimaksimalkan hal ini sesuai dengan surat edaran dari Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 98/KEP/I.4/F/2017 yang fungsinya sebagai penciri sekolah Muhammadiyah dengan lain, kedua, tentang organisasi otonom yang harus ada di Lembaga Pendidikan Muhammadiyah hal ini sesuai dengan surat edaran dari Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 08/KTN/I.4/F/2013 yang menjelaskan bahwa IPM adalah satu-satunya organisasi Intra Sekolah, Hizbul Wathan adalah satu-satunya organisasi kepanduan yang ada di sekolah, dan Tapak Suci adalah satu-satunya oganisasi pencak silat yang ada di sekolah.
Kedua permasalahan ini apabila diperhatikan dengan seksama ternyata akar masalahnya hanya satu yaitu kurang maksimalnya pembelajaran Al Islam Kemuhammadiyahan di sekolah dan belum terintegrasi dengan organisasi otonom yang ada di Lembaga Pendidikan Muhammadiyah. Saat ini kabupaten Sorong masih termasuk dalam kategori daerah pada tanggal 2020-2024 tertinggal berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 63, serta maraknya aktivitas kristenisasi di wilayah Sorong sehingga dibutuhkan guru Al Islam Kemuhammadiyahan yang tau seluk beluk perkaderan persyarikatan Muhammadiyah terutama model perkaderan di Lembaga Pendidikan untuk memperkuat aqidah Islam dan ideologi Muhammadiyah para siswa serta guru yang terampil dalam mengemas media pembelajaran masa kini yang cenderung digemari oleh para siswa.
Oleh karena itu, bapak Muhammad Muzakki, M.Pd selaku ketua Lembaga Al Islam Kemuhammadiyahan UNIMUDA Sorong beserta tim merasa terpanggil untuk memperbaiki keadaan ini dengan cara membuat program pengabdian kepada masyarakat. Adapun tema dari program pengabdian masyarakat ini yaitu “Gerakan Revitalisasi Guru Al Islam Kemuhammadiyahan di Kabupaten Sorong dengan Pengembangan Media Pembelajaran Model Design Thinking Berbasis Macromedia Flash”, untuk mensukseskan program pengabdian masyarakat, pengabdi di support dana oleh Majelis DIKTILITBANG PP Muhammadiyah dan LAZISMU Kabupaten Sorong yang kemudian bekerjasama dengan Majelis DIKDASMEN & PNF Kabupaten Sorong sebagai leading sector dari seluruh sekolah Muhammadiyah.
Gerakan revitalisasi yang dimaksud pengabdi adalah memperbaiki pemahaman ideologi Muhammadiyah para guru yang selama ini kurang tepat atau bahkan belum paham sama sekali, dan juga hendak meningkatkan kompetensi para guru dalam hal perancangan media pembelajaran yang lebih menarik dan modern.
Adapun bagian dari program pengabdian masyarakat ini yaitu diadakan seminar pendalaman ideologi Muhammadiyah dan model perkaderan di Lembaga Pendidikan Muhammadiyah serta pelatihan pengembangan media pembelajaran model design thinking berbasis macromedia flash yang dilaksanakan pada hari Selasa, 7 Mei 2024 bertempat di Aula Pimpinan Daerah Muhammadiyah pukul 08.00 WIT sampai dengan selesai.
Peserta dari kegiatan ini seluruh perwakilan guru Al Islam Kemuhammadiyahan sejumlah 19 orang dari berbagai jenjang Pendidikan. selain kegiatan seminar, program pengabdian masyarakat ini dimanifestasikan dalam bentuk pemberian buku Kemuhammadiyahan kepada para guru mulai dari jenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, serta kunjungan ke sekolah Muhammadiyah sebagai bentuk pendampingan dan tindaklanjut dari kegiatan seminar.
Dari serangkaian kegiatan pengabdian masyarakat, pengabdi beserta mitra berharap ke depan agar pembelajaran Al Islam Kemuhammadiyahan mengalami peningkatan signifikan secara substansi dan pengemasan yang berbasis zaman now sehingga tercipta kondisi dimana Muhammadiyah tidak krisis kader lagi, padahal banyak lulusan dari sekolah Muhammadiyah setiap tahun yang jumlahnya ratusan ribu siswa dari seluruh Lembaga Pendidikan Muhammadiyah baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri.