PEKALONGAN, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pekalongan, H. Achmat Faesol, S.Ag. secara resmi membuka Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) IV Pimpinam Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Pekalongan Periode Muktamar XVIII di SMK Muhammadiyah Kedungwuni, Jumat (29/9) sore.
Dalam sambutannya, Achmat Faesol menekankan agar forum ini dijaga supaya tetap aman dengan mengedepankan sikap pemuda berkeadaban.
"Di Pemuda Muhammadiyah tidak ada baku hantam, perkelahian dan meja berterbangan, karena jika itu ada, maka itu bukan Pemuda Muhammadiyah," tuturnya.
Ia menyampaikan untuk senantiasa menjaga kedekatan yang sama karena kegiatan ini pasti bersentuhan dengan Pileg (pemilihan legislatif). PDM sebagai orang tua memberikan arahan supaya pemuda menjaga kedekatan yang sama dengan semua partai politik dan melakukan diaspora
"sudah tidak lagi menggunakan jargon yang dulu, yaitu menjaga jarak, namun jargon sekarang adalah menjaga kedekatan yang sama dengan semua partai politik sebagai peserta pemilu,” ujarnya.
"Dan sebagai kader harus melakukan diaspora keberbagai hal seperti pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, kesehatan dan politik, jangan sampai sisi politik dilepas, jangan sampai kader lepas dari dunia politik, dalam forum ideopolitor disampaikan sisi politik juga harus dipegang, maka PDM mendorong kader-kader potensial untuk berdiaspora didunia politik, yang sudah jelas keislamannya, sehingga siapapun kader dari partai manapun harus didukung" imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan salah satu peserta Rapimda IV dari PCPM Siwalan, slamet aji nugroho yang juga Ketua Umum PC IMM Pekalongan Tahun 2020.
"Kader Pemuda Muhammadiyah tidak hanya untuk suksesi dan kaderisasi di internal, tapi harus lebih meluas, berada di posisi-posisi strategis untuk keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal," ungkapnya.
Berdasarkan hasil muktamar 48 di solo, salah satunya menghasilkan risalah islam berkemajuan, tentang bagaimana islam menjadi fungsional dan islam menjadi problem solver, salah satu tanda adalah bajwa kader harus menguasai IT, karena dalam risalah islam berkemajuan terdapat program KPI (key performance indicator) dengan ini akan dideteksi mana-mana ranting kategori hitam, merah, kuning dan hijau, untuk diambil keputusan tertentu sebagai alternatif problem solver.
"penguasaan IT tentunya dengan berkeadaban, disamping akibat positif seperti konten positif dan konstriktif, serta berupaya menghindari akibat hal hal negatif seperti konten negatif, info hoax, penyebaran berita palsu, konten destruktif dan kebiasaan buruk bermain game online" papar Achmat Faesol. (aji immawan)