JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Acara Recon PR 2.0 yang diselenggarakan oleh Perhumas Muda Jakarta Raya membahas mengenai personal branding dan peran humas muda sebagai pemimpin naratif di era polarisasi. Acara ini berlangsung di Universitas Bakrie, Jakarta Selatan, pada Jumat (26/09/2025). Dalam kesempatan ini, mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ) yang juga merupakan anggota Perhumas Muda Jakarta Raya dilibatkan sebagai panitia penyelenggara.
Beberapa mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UMJ yang terlibat diantaranya adalah Neima Aulia sebagai Panitia Divisi Public Relations, Khalid Pirmansyah sebagai Panitia Divisi Acara, Fardan Hafizh Saputra sebagai Panitia Divisi Acara, Nasywa Rahmadhita sebagai Panitia Divisi Public Relations, serta Zani Bayan Az Zahra sebagai Panitia Divisi Sponsor dan Moderator.
Khalid menjelaskan bahwa persiapan untuk acara ini kurang lebih selama 3 bulan. Ia juga memaparkan bahwa ia membantu menyiapkan konsep acara Recon PR 2.0, membuat list-list pertanyaan untuk ditanyakan moderator kepada narasumber pada sesi talkshow.
“Tema ini penting karena peran humas muda yang bisa membuat citra yang baik di media sosial dan menyampaikan informasi-informasi yang relate ataupun benar adanya sehingga apa yang kita sampaikan dapat diterima oleh para audiens,” ujarnya.
Lebih lanjut, Neima juga menilai tema yang diangkat sesuai dengan tantangan komunikasi saat ini.
“Tema ini diangkat karena era polarisasi ini semakin berpola-pola antara platform satu dengan platform yang lain. Alhamdulliah mata kuliah di UMJ relate dengan kebutuhan saya di acara ini dan Perhumas Muda Jakarta Raya,” tambahnya.
Acara Recon PR 2.0 ini menghadirkan empat narasumber. Narasumber pertama, yakni Ketua Bidang Pengembangan Keanggotaan Perhumas Muda periode 2024–2027, Steve Saerang, yang membagikan pengalaman 17 tahun berkarier di bidang public relations. Ia menegaskan bahwa personal branding bukan hanya tentang “me or them”, tetapi tentang bagaimana seseorang memposisikan dirinya untuk masa depan. Menurutnya, komunikasi merupakan bentuk kepemimpinan personal, dan narasi adalah kekuatan utama dalam membangun citra diri.
Sementara itu, Narasumber kedua yakni Andri Senopati, seorang influencer, menyoroti bagaimana media sosial telah bertransformasi dari sekadar hiburan menjadi mesin penggerak perubahan sosial. Ia menegaskan bahwa personal branding harus berdampak nyata dan memberi nilai balik kepada diri sendiri.
Narasumber ketiga yaitu Fuad Arrasyid, Communication Director Vero Public Relations, menambahkan bahwa personal branding sangat memengaruhi kredibilitas seseorang. Ia juga menjelaskan bahwa seseorang harus menjadi dirinya sendiri dan mulai dari hal – hal yang sederhana.
Adapun narasumber keempat, Mirana Hanathasia, S.Sos., M.Media Prac., Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie, yang mendorong mahasiswa untuk memperkaya portofolio sejak dini dan mengajak mahasiswa untuk tidak takut melakukan personal branding.
Dengan kolaborasi antara praktisi, akademisi, dan mahasiswa, Recon PR 2.0 diharapkan menjadi wadah pembelajaran sekaligus ruang bagi humas muda, termasuk mahasiswa UMJ, untuk mengasah keterampilan komunikasi di tengah tantangan era polarisasi.