YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, pergantian tahun niscaya memberikan banyak pelajaran yang sarat makna. Pelajaran itu mesti menjadi bekal spiritual, moral, dan intelektual agar menyongsong tahun baru jauh lebih baik.
“Kalau ada hal buruk tidak kita ulangi. Jika ada hal-hal yang masih menjadi kelemahan untuk kita perbaiki. Dan hal-hal yang potensial untuk kita kembangkan di tahun yang akan datang,” tuturnya saat Refleksi Akhir Tahun 2024 di Ruang Aula Kantor PP Muhammadiyah Cik Ditiro Yogyakarta, Senin (30/12).
Haedar mengatakan, pergantian tahun hanyalah sebuah pergantian angka. Jika dihayati secara saksama, di sinilah umur manusia berkurang. Karena sisa umur manusia tidak ada seorang pun yang mengetahui secara pasti. Namun, kelak akan berakhir sampai datangnya kematian.
“Itu berarti kita harus semakin saksama dalam hidup. Terlebih bagi yang sudah 60 tahunan ke atas. Karena ajal itu kan tidak pilih-pilih usia. Persoalan ini kan mengenai kesadaran kita tentang waktu,” tegasnya.
Dalam pandangan Islam, Al-Qur’an mengingatkan relevansinya mengenai waktu. Tersebut di Qs al-Ashr [103] ayat 1. “Demi massa (waktu).” “Ini berarti sangat pentingnya waktu,” ulasnya. Redaksi ini berlanjut dengan peringatan bahwa semua manusia itu merugi kecuali yang beriman, mengerjakan amal saleh, dan saling berwasiat dengan kebaikan, kebenaran, dan kesabaran (Qs al-Ashr [103] ayat 2-3.
“Di situlah makna refleksi kita secara ruhani bagi kita segenap warga bangsa. Bahwa masa depan 1 tahun ke depan tergantung hari ini. Jadi kalau melepas tahun lama dan menyongsong tahun baru dengan hiruk-pikuk semata-mata itu masa depan yang akan kita jalani akan seperti itu juga,” katanya.
Tahun baru merupakan satu mata rantai dari tahun-tahun sebelumnya. Banyak kemajuan yang telah diraih oleh bangsa baik kemajuan fisik dan sumber daya manusia. Karena itu, Muhammadiyah memberikan apresiasi seraya mendorong perlu terus mengembangkan secara berkelanjutan.
“Secara fisik Indonesia sungguh luar biasa termasuk di infrastruktur. Pengembangan Sumber daya manusia juga ada banyak anak-anak muda yang berprestasi secara internasional. Itu juga suatu kemajuan yang luar biasa,” jelasnya.
Meskipun demikian, Haedar menegaskan, Indonesia masih menghadapi banyak tantangan dan sengkarut permasalahan yang sangat pelik. “Kita harus sadar ada banyak kekurangan yang harus diperbaiki ditubuh bangsa ini dan masalah yang mesti dicarikan solusi secara sistemik,” ujarnya.
Adapun masalah dan tantangan tersebut antara lain agama dan moral, korupsi dan penegakkan hukum, konsolidasi demokrasi pasca-pemilu 2024, Pilkada 2024, dan kebijakan publik pro-rakyat. Di sinilah Haedar meminta agar pemerintah lebih saksama dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi ditubuh bangsa. Sehingga masalah tersebut tidak terjadi berkepanjangan di kemudian hari.
Acara ini dihadiri jajaran Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar, Agung Danarto, Agus Taufiqurrahman, dan Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti. (Cris)