YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Mampu memahami kemauan serta keinginan audiens merupakan kemampuan yang sangat berharga bagi seorang content creator. Bagaimana tidak, hal ini diakui oleh Zidane Rizky Andhika, seorang Video Specialist di Evolve Digital Lab dalam sebuah Workshop Media Sosial Afiliasi Muhammadiyah yang berlangsung Senin pagi (26/5).
Menurut Zidane, seseorang yang mulai bergelut di dunia media sosial acap kali merasa bingung, mesti memulai dari mana ia dalam membuat konten. “Bagi teman-teman yang mau buat konten, pasti yang terbersit dipikiran, mau dimulai dari mana,” ujarnya di aula lantai 3 Gedung Dakwah Muhammadiyah Yogyakarta.
Anak muda yang beberapa kali diminta untuk mengelola media sosial dari korporasi negara itu menjelaskan, bahwa yang perlu dilakukan untuk memecah kebuntuan tersebuat adalah dengan membuat content strategy. Pada tahap ini, seorang content creator dituntut peka terhadap masalah yang ada di sekitar dan kemudian mengubahnya menjadi goals atau capaian.
Alumni HI UNS tersebut pun menyampaikan beberapa alasan terkait mengapa seorang content creator harus membuat content strategy. Setidaknya ada 4 alasan utama, di antaranya, ada goals yang harus dicapai oleh seorang content creator, audiens yang semakin selektif dalam menikmati konten media sosial, keberadaan kompetitor yang terus bertambah, dan perkembangan fitur serta algoritma media sosial yang sangat dinamis.
Tak berhenti di situ, untuk bisa berselancar di berbagai tantangan tersebut, ia menyarankan setiap content creator untuk melakukan research terlebih dahulu. Research yang dilakukan mulai dari mencari kelebihan dan kekurangan brand, karakter audiens, trend yang sedang viral, hingga menentukan platform media mana yang akan digunakan.
Setelah semua data terkumpul, seorang content creator bisa memulai tahap berikutnya, yakni membuat strategy seperti menentukan brand personality, memposisikan brand di masing-masing platform, menyiapkan content pillar, hingga melakukan centent mapping selama sebulan penuh.
Menurutnya, saat ini, jenis konten yang paling banyak diminati oleh anak muda adalah video pendek. Berdasar hasil penelitian pada Oktober 2023, video pendek bertengger pada posisi teratas dengan penikmat terbanyak sebesar 71,4 persen. Kemudian disusul podcast, foto, infografis, livestreaming, dan lain sebagainya. “Untuk konten video pendek, 3 sampai 5 detik pertama adalah kunci,” ujar pria yang juga berprofesi sebagai content writer tersebut.
“Trend pada tahun 2025, brend dituntut sehumanis mungkin. Artinya dapat menyesuaikan diri dengan berbagai karakter audiens. Dan yang tak kalah penting, buat audiens merasa spesial, salah satunya dengan memberikan jawaban dari komentar yang dikirim audiens,” tambahnya.
Ia pun berpesan, untuk bisa menjadi content creator yang sukses, seseorang harus mempu menghadirkan konten yang relevan, humanis, dan memiliki nilai sosial.
Dalam workshop yang diikuti oleh seluruh pengelola media sosial afiliasi Muhammadiyah, Rosa Kusuma Dewi, selaku penanggung jawab kegiatan berharap pelatihan ini dapat memberikan manfaat dalam menunjang kinerja pengelolaan media sosial persyarikatan. Selain itu juga dapat menjadi garda terdepan dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah yang mencerahkan serta relevan.
“Kolaborasi dan konsistensi bukan hanya kebutuhan teknis, melainkan bagian dari strategi dakwah yang berkemajuan,” tutupnya. (diko)