BANTEN, Suara Muhammadiyah - Menjelang agenda Tanwir Nasyiatul Aisyiyah (NA) II yang akan berlangsung pada tanggal 4-6 September 2025 di Serang, Banten, Pimpinan Pusat NA mencoba untuk bersikap jernih menyikapi dinamika politik dan gelombang aksi protes yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu organisasi otonom Muhamadiyah yang menghimpun perempuan muda itu menyampaikan pernyataan sikap dan keprihatinannya terhadap situasi politik dan sosial yang kurang kondusif.
Hal tersebut disampaikan oleh Windarti, Sekretaris II PPNA, dalam agenda Media Gathering, jelang agenda terbesar setelah muktamar.
Menurutnya, aksi demo yang berlangsung bukan hanya menyangkut soal tuntutan masyarakat secara teknis yang regulasinya ada pada pemerintah dan DPR, tapi juga menyangkut persoalan mendasar terkait keadilan dan penderitaan yang diderita oleh rakyat.
Windarti berharap pemerintah lebih sensitif terhadap jeritan publik dan memastikan penanganan demonstrasi tidak menimbulkan korban. Apalagi pada kelompok marjinal dan sipil yang tidak bersalah.
“Ada hal penting terkait ketidakadilan dan kesengsaraan yang sebetulnya pemerintah harus sensitif akan permasalahan itu,” ucap Windarti pada Rabu (3/9).
Ia mengatakan bahwa dalam Tanwir NA kali ini akan merekomendasi hal-hal strategis dan praktis untuk dapat dijadikan acuan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan. (diko)