ACEH BESAR, Suara Muhammadiyah - Sebanyak 70-an santri dan para guru Pondok Pesantren Baitul Arqam Sibreh kembali melaksanakan rangkaian acara Aksi Bergizi Sehat Berkemajuan (ABSB) di Pesantren Baitul Arqam, Jumat (15/10/2024). Acara pertama, yaitu kajian dengan tema Ayat-ayat Kesehatan dalam Al-Qur’an yang disampaikan oleh Naufal Hidayat, Lc., M.E., dimulai sejak pukul 07.30 WIB di halaman kantor Madrasah Tsanawiyah. Naufal menyampaikan surah Al-A’raf ayat 12 mengenai larangan makan dan minum berlebihan. Begitu juga tidur dan hal-hal lainnya, disampaikan oleh Wakil Mudir Bidang Pendidikan Baitul Arqam tersebut, hendaklah tidak dilakukan berlebihan.
Aktivitas selanjutnya adalah Senam Bugar Muhammadiyah yang dipimpin oleh Duta Kesehatan Pesantren Baitul Arqam, yaitu Hellen Dilla Fitria, Cut Devina Asri, dan Raffi Syahputra. Ketiga santri tersebut sudah diberikan pelatihan dan pembekalan untuk Aksi Bergizi Sehat Berkemajuan (ABSB) di pesantren masing-masing. Salah satu duta yang akrab disapa Vina mengaku bahwa sosialisasi yang diberikan pada tanggal 10—11 Oktober di Asrama Haji yang diadakan oleh Majelis Pembina Kesehatan Umum, Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LP2M), Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, bekerja sama dengan Kemenkes RI tempo hari sangat bermanfaat dan membuat dirinya dan teman-teman merasa lebih percaya diri dalam mengoordinasi teman-temannya yang lain saat pelaksanaan ABSB.
“Memang selalu ada teman-teman yang akan malas makan sayur-sayuran atau sangat takut saat skrinning anemia ataupun tidak mau berkonsultasi dengan dokter saat mengalami keluhan, tetapi dengan edukasi-edukasi mengenai makanan bergizi seimbang, olahraga, dan waspada terhadap keluhan-keluhan kesehatan yang kita alami, teman-teman menjadi tahu bahwa menjaga kesehatan itu sangat penting untuk bisa belajar dengan baik dan meraih masa depan cerah,” kata Vina pada media.
Setelah senam, santri putra masih melakukan olahraga ringan seperti joging dan sebagian bermain badminton. Sementara itu, santri putri, staf/guru perempuan melakukan skrinning anemia. Pihak Baitul Arqam juga mengajak dokter dan perawat Puskesmas Suka Makmur yang selama ini memang sudah menjalin kerja sama intens untuk edukasi kespro, keswa, dan PHBS.
Di sela-sela skrinning anemia, dibuka sesi konsultasi dengan dokter. Para santri bergantian menemui dokter dan berkonsultasi seputar kesehatan. Sejauh ini rerata para santri tidak ada yang mengalami anemia. Hanya dua anak yang saat skrinning didapati memiliki Hb 11,8 minggu sebelumnya dan sesudah diberikan tablet tambah darah (TTD) terjadi peningkatan Hb di skrinning berikutnya menjadi 15,8. Sesi konsultasi ini dirancang agar setiap santri dapat bertanya seputar masalah kesehatan yang mungkin mereka alami, baik yang berkaitan dengan anemia maupun topik lainnya. Dengan suasana konsultasi yang santai dan interaktif, santri terlihat antusias memanfaatkan kesempatan ini untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang kesehatan.
Beberapa pertanyaan umum yang muncul di antaranya adalah tentang pentingnya asupan gizi yang seimbang, cara menjaga stamina saat menjalani aktivitas padat, hingga efek dari kurangnya waktu tidur terhadap kesehatan. Dokter juga memberikan panduan tentang bagaimana mengenali gejala anemia sejak dini serta langkah-langkah preventif yang dapat dilakukan.
Sarapan sehat bergizi seimbang dilaksanakan beberapa saat setelah skrinning anemia. Para santri mengantri untuk sarapan di aula. Menu makanan dalam pelaksanaan ABSB minggu ini makanan mengandung karbohidrat, protein hewani dan nabati, lemak, vitamin, serat, dan mineral. Acara dilanjutkan dengan edukasi kesehatan oleh dr. Elsa Nur Salsabila.
Di sela-sela seminar edukasi, santri yang paling aktif dan bisa menjawab pertanyaan yang diberikan narasumber mendapat doorprize menarik yang langsung dibagikan saat itu. Kali ini santri aktif yang berhasil mendapatkan doorprize adalah Kinanti Puspanagari, Rahmat Fikri, dan T. K. Fayyadh.
Selain pemeriksaan fisik, program ini juga menekankan pentingnya edukasi kesehatan. Melalui sesi konsultasi, santri diajarkan untuk lebih peduli terhadap kebutuhan tubuh mereka, terutama dalam hal nutrisi. Dokter menekankan bahwa pola makan dengan gizi seimbang yang mencakup sayuran hijau, protein hewani, dan zat besi adalah kunci utama mencegah anemia.
Santri juga diajak untuk aktif mengenali gejala awal anemia, seperti lemas, pucat, atau sulit berkonsentrasi, agar dapat segera mengambil langkah pencegahan. Dengan bekal ini, mereka diharapkan mampu menjaga kesehatan tubuhnya secara mandiri, baik selama masa pendidikan di pesantren maupun kelak saat kembali ke masyarakat. (Agusnaidi B/Riz)