Sastra Masuk Kurikulum, Majelis Dikdasmen PNF Muhammadiyah Minta Kemdikbudristek Lebih Selektif

Publish

30 May 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
398
Istimewa

Istimewa

Sastra Masuk Kurikulum, Majelis Dikdasmen PNF Muhammadiyah Minta Kemdikbudristek Lebih Selektif 

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Nonformal (Dikdasmen PNF) PP Muhammadiyah meminta Kemendikbudristek untuk lebih selektif memilih buku yang cocok untuk pendidikan dan mendesak agar buku “Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra” ditarik dari peredaran karena merekomendasikan buku-buku sastra yang sebagian isinya mengandung kekerasan fisik dan seksual serta perilaku hubungan menyimpang yang tidak sesuai dengan norma agama dan kesusilaan.

"Ini tentu kontra produktif dengan penguatan pendidikan karakter yang sedang digalakkan," ungkap Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah Alpha Amirrachman, PhD dalam keterangannya kepada Suara Muhammadiyah, Rabu, 29 Mei 2024.

Alpha menyebut buku-buku sastra yang direkomendasikan ini berpotensi memberikan pemahaman yang keliru bagi anak-anak bangsa terutama dalam ranah etika dan perilaku dalam membangun hubungan antar manusia yang pantas dan beradab dan juga tidak sesuai dengan UU No 44 Tahun 2008 yang melarang menyebarkan pornografi termasuk perilaku yang menyimpang dalam bentuk apapun.

Beberapa contoh frasa dan kalimat yang tidak pantas di antaranya: “Tetapi lelaki itu menarik tubuhku. Kemudian, bersamaan dengan gerak mengayun ke bawah yang indah, sebuah XXXXXX bergelora hinggap di XXXXX. aku tidak melawan, bahkan XXXXX kami terurai saat ia berbisik perlahan.” “Rambutnya dijambak. Lehernya dibetot, dipelintir, dan diinjak. XXXXXXX ditebas.” “….. kau tak mau XXXXXXXXXX dengan pria-pria bertenaga kuda. Aku punya fotomu bersama XXXXX…” Terdapat juga kisah di mana seorang anak perempuan yang terganggu kejiwaannya dieksploitasi secara seksual oleh seorang dewasa.

“Disclaimer” yang disebutkan di dalam buku panduan tersebut tidak akan menjamin untuk menghalangi pembaca buku-buku sastra ini terutama siswa pada fase usia yang memiliki rasa keingintahuan yang besar untuk mengeksplorasinya lebih jauh terutama hal-hal yang tidak sesuai dengan norma kesusilaan dan agama.

Selain itu buku pedoman dan buku-buku sastra yang direkomendasikan ini juga dapat menimbulkan kegaduhan di kalangan masyarakat dan mendisrupsi kegiatan belajar-mengajar yang sebelumnya sudah terhambat karena kurang ada perhatian khusus dari Kemendikbudristek dalam menjawab learning lost Covid-19 yang mengakibatkan kemunduran memprihantikan pada hasil PISA kita.

"Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah mendesak Kemendibudrsitek untuk berhati-hati dalam membuat kebijakan dan mengkonsultasikannya secara luas dengan para pemangku kepentingan pendidikan yang relevan," pungkas Alpha. 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Wilayah Nasyiatul 'Aisyiyah (PWNA) Sumatera Utara menggelar "Se....

Suara Muhammadiyah

29 May 2024

Berita

KUDUS, Suara Muhammadiyah - Pada tanggal 8 September 2024, Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Kot....

Suara Muhammadiyah

9 September 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Fakultas Hukum (FH) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan....

Suara Muhammadiyah

26 September 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non Formal (Dikdas....

Suara Muhammadiyah

27 August 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta ....

Suara Muhammadiyah

29 July 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah