SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, kehadiran sekretaris di sebuah organisasi menjadi sangat penting. Terlebih di organisasi seperti Muhammadiyah, adalah hal yang niscaya. Maka, pada periode ini, Muhammadiyah melakukan dinamisasi dan transformasi fungsi-fungsi organisasi.
Haedar mengatakan, proses dinamisasi dan transformasi tersebut amat diperlukan. Tujuannya memberikan dampak positif terhadap roda Persyarikatan. Yakni Persyarikatan dapat tampil jauh lebih maju, profesional, dan modern sehingga mampu menjawab kebutuhan umat.
“Itu tantangan yang berat. Tapi, kita bisa karena kita sudah memulai,” ujarnya saat memberikan amanat di Pelatihan Penggerak Utama Persyarikatan untuk Sekretaris PWM se-Indonesia batch-1, Kamis (1/8) di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni Budaya Kaliurang, Sleman, DIY.
Haedar menambahkan, kehadiran sekretaris menentukan nasib sebuah organisasi. Sekretaris sebagai penggerak utama dalam organisasi. Jika sekretaris tidak saksama menjalankan tugasnya, maka dampaknya menjalar luas ke seluruh organisasi.
“Kuncinya ada di sekretaris. Karena hidup matinya organisasi nyawanya di sekretaris,” katanya.
Sebelum didapuk jadi ketua umum di Muhammadiyah, Haedar mengungkapkan pernah menduduki jabatan sebagai sekretaris. Waktu itu, Haedar menjabat sekretaris di Badan Pendidikan Kader dengan ketua Busyro Muqoddas. Kemudian berlanjut sekretaris di PP Muhammadiyah dengan ketua Ahmad Syafii Maarif.
“Pengalaman jadi sekretaris itu memang akhirnya menjadi pengalaman kita untuk menjadi tempat lalu lintas. Segala macam hal harus diselesaikan, dari yang besar sampai yang kecil. Maka, saya paham betul kenapa sekretaris disebut sebagai penggerak,” ungkapnya.
Lanjut Haedar, sekretaris menjadi tempat mengagregasi sebuah aspirasi, pendapat, dan pandangan, termasuk juga pemikiran ketika keputusan rapat memerlukan formulasi. Dari pengalaman menjadi sekretaris, Ia dipercaya menjadi Tim Perumus Khittah Denpasar. Haedar mengaku tidak mudah melakukannya, karena harus membaca seluruh khittah Muhammadiyah.
Selain itu, Haedar pernah menjadi perumus Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM), dakwah kultural, Indonesia berkemajuan, dakwah komunitas, dan Negara Pancasila Darul Ahdi wa al-Syahadah.
“Karena dulu sekretaris, lalu menjadi ketua bidang organisasi, kemudian berlanjut tugas untuk mengagregasi pemikiran, pandangan yang hidup di Muhammadiyah secara keseluruhan. Itu tugas sekretaris waktu itu,” katanya.
Untuk itu, Haedar berharap sekretaris perlu merancang bangun hal-hal yang strategis dalam sebuah organisasi. “Di situlah sekretaris berfungsi sebagai mengurus urusan bersifat operasional. Itu harus tekun, gigih, dan rajin,” tandasnya.
Acara ini dihadiri Ketua PP Muhammadiyah Agung Danarto, Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti, dan Bendahara Umum PP Muhammadiyah Hilman Latief. (Cris)