KULONPROGO, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Girimulyo menyelenggarakan pertemuan rutin pada Sabtu, 8 November 2025 di PAUD Arimbi, Jonggrangan, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo. Kegiatan yang dihadiri sekitar lima puluh peserta dari pengurus cabang dan perwakilan ranting ini diawali dengan pembacaan Al-Qur’an bersama. Suasana pembuka terasa khusyuk dan hangat, menandai semangat kebersamaan dalam kegiatan yang mengusung misi dakwah, edukasi, dan pemberdayaan perempuan tersebut.
Setelah pembacaan ayat suci, Ketua PCA Girimulyo, Hj. Istatrinah, S.Pd.I memberikan sambutan. Dalam pesan singkatnya, ia menekankan pentingnya penguatan kapasitas kader, terutama di bidang kesehatan keluarga. Ia berharap kegiatan rutin ini menjadi sarana berbagi ilmu yang bermanfaat dan memperkuat kontribusi kader kepada masyarakat. “Kegiatan ini adalah ikhtiar kami agar ilmu dan manfaat dapat terus mengalir kepada ibu-ibu dan masyarakat sekitar,” ujarnya.
Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan kultum oleh Ustadzah Kasidah, S.Ag, yang juga merupakan sekretaris PCA Girimulyo. Ia menyampaikan materi tentang ibadah tauhid sebagai fondasi utama umat Islam dalam menjalani kehidupan. Menurutnya, pemahaman tauhid seharusnya hadir dalam seluruh aktivitas seorang muslim, termasuk dalam mendidik dan merawat keluarga. Ia menegaskan bahwa merawat anak dengan niat karena Allah merupakan wujud konkret pengamalan tauhid dalam kehidupan sehari-hari.
Acara berlanjut dengan penyampaian materi utama oleh Zubaida Rohmawati, S.Kep., Ners., MPH, dosen Keperawatan UNISA Yogyakarta serta pengurus Majelis Kesehatan PDA Kulon Progo. Ia memperkenalkan konsep pijat Maranti, sebuah pendekatan pijat bayi yang berlandaskan sentuhan kasih sebagai strategi mendukung tumbuh kembang anak. Pijat Maranti juga merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang merupakan kerja sama antara Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta dengan Majelis Kesehatan (MAKES) PDA Kulon Progo.
Program ini kemudian dikembangkan di tingkat Cabang ‘Aisyiyah untuk menjangkau lebih banyak keluarga dan kader di lapisan akar rumput. Zubaida menjelaskan bahwa pijat Maranti tidak sekadar serangkaian teknik pijat, tetapi juga sarana memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan bayi. Berdasarkan berbagai pengalaman dan studi kasus, mayoritas keluarga merasakan manfaat signifikan, termasuk peningkatan kualitas tidur, tumbuh kembang yang lebih baik, serta meningkatnya rasa percaya diri ibu dalam merawat bayinya. “Sentuhan lembut adalah bahasa cinta yang menguatkan hubungan orang tua dan anak,” tuturnya.
Usai pemaparan materi, para peserta diajak melakukan praktik pijat secara langsung menggunakan boneka peraga. Antusiasme peserta begitu terasa ketika mereka berlatih menirukan setiap gerakan pijat yang dicontohkan. Selain menguatkan aspek teori, sesi ini membantu peserta memahami teknik pijat yang benar, aman, dan menyenangkan. Kegiatan lalu ditutup dengan doa bersama, meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh hadirin.
Pertemuan rutin PCA Girimulyo kali ini tidak hanya memperkuat nilai spiritual melalui penguatan tauhid, tetapi juga membekali para kader dan ibu-ibu dengan keterampilan praktis dalam mendukung tumbuh kembang optimal anak melalui pijat Maranti. Dengan penyelenggaraan kegiatan yang bermanfaat seperti ini, PCA Girimulyo berharap dapat terus menjadi bagian dari upaya memajukan kualitas kesehatan keluarga di lingkungan masyarakat.


