MUI Mengajak Solidaritas dan Dukungan
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Krisis kemanusiaan yang luar biasa telah melanda Afrika Utara, dengan gempa bumi dahsyat melanda Maroko dan banjir merusak Libya Timur. Dampaknya sangat dahsyat, dengan gempa Maroko yang diperkirakan telah merenggut 2.800 nyawa, sementara banjir di Libya telah menelan korban 5.000 jiwa, dengan tambahan 10.000 orang yang hilang. Di tengah konflik politik berkepanjangan di Israel-Palestina dan Rusia-Ukraine, besarnya bencana kemanusiaan ini begitu mengguncang.
Namun, ada sinar harapan di tengah kegelapan ini, karena komunitas internasional bergerak cepat untuk memberikan bantuan dan dukungan. Indonesia, khususnya, telah merespons dengan cepat. Salah satu kontributor utama untuk upaya bantuan ini adalah Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), yang bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, organisasi kemanusiaan internasional, dan cabang Muhammadiyah di Maroko. MDMC terkenal dengan respons cepatnya terhadap bencana, baik di dalam Indonesia maupun di luar negeri.
"Kami berharap dan berdoa agar semua organisasi kemanusiaan yang terlibat dalam mengurangi penderitaan di Maroko dan Timur Libya akan mendapatkan kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan misi mulia mereka. Atas nama Majelis Ulama Indonesia (MUI), saya mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang mendalam," ungkap Sudarnoto Abdul Hakim Ketua Divisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI, Jum'at (15/9)
Mereka yang berkumpul di sini hari ini juga memiliki kesempatan unik untuk membantu meringankan beban besar yang dihadapi oleh rakyat Maroko dan Timur Libya, tanpa melupakan masalah kemanusiaan mendesak di dalam negeri. Misalnya, kita dapat memberikan bantuan darurat untuk kebutuhan sehari-hari melalui organisasi filantropi yang kredibel. Masjid-masjid adalah pusat yang ideal untuk menghimpun bantuan kemanusiaan untuk Maroko dan Libya. Institusi pendidikan dan kampus-kampus kita juga dapat berperan sebagai pusat inisiatif kemanusiaan.
Tidak kalah pentingnya adalah panggilan untuk melaksanakan “Sholat Ghaib”, sebuah doa berjamaah untuk mengenang saudara-saudara Muslim yang telah kehilangan nyawa mereka dalam bencana alam ini.
“Atas nama MUI, saya mengundang seluruh umat Muslim untuk berpartisipasi dalam Sholat Ghaib berjamaah, memohon agar mereka yang telah meninggalkan dunia ini mendapatkan kedamaian dan ampunan dari Allah. Mulai Jumat ini, setiap masjid didorong untuk mengadakan Sholat Ghaib setelah Sholat Jumat,” ungkap Sudarnoto Abdul Hakim