JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Kekalapan Israel, paling tidak semenjak Oktober 2023 yang lalu, memang menjadi-jadi. Logika menghancurkan Hamas semakin tidak terbukti. Secara kasat mata Zionis Israel didukung oleh Amerika justru melakukan pelanggaran Internasional, meluluh lantakkan Palestina, melakukan genosida besar-besaran dan berusaha menciptakan Palestina baru.
"Kekalapan ini semakin membuat Israel terpuruk secara moral dan politik apalagi semenjak Israel menghancurkan Konsulat Iran di Damaskus, Suriah beberapa hari yang lalu. Kemarahan serius Iran atas tindakan pemerintah Zionis Israel ini sudah ditunjukkan dengan melakukan serangan drone dan pesawat tanpa awak ke wilayah Tel Aviv,” ungkap Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim, Ahad (14/4)
Sebelum ini Iran sebetulnya sudah mencoba bersabar tidak melalukan serangan langsung atas pembunuhan terhadap warga Palestina dan juga pejabat Iran. Akan tetapi, pengancuran Konsulat Iran di Damaskus yang menewaskan penasehat garda revolusi Iran Sayyed Razi Mousavi telah mendorong Iran untuk melakukan langkah-langkah yang terukur.
Serangan Iran ini adalah “retaliasi” atau pembalasan atas serangan brutal Israel tanggal 1 April 2024 terhadap fasilitas diplomatinya di Damaskus, Suriah. Sikap atau penjelasan resmi pemerintah Iran atas serangan balasan ini telah disampaikan. Bagi Iran, langkah ini perlu dilakukan untuk menekankan kembali kepatuhannya terhadap prinsip-prinsip dan tujuan PBB dan hukum internasional.
Disamping itu, Iran ingin menunjukkan tekad tegasnya untuk mempertahankan kedaulatan, integritas wilayah dan kepentingan nasionalnya yang telah sangat nyata dirusak oleh Israel. Karena itu, sikap Iran ini, hemat saya bisa dimengerti sebagai sikap patriotic karena melakukan pembelaaan terhadap kedaulatan yang dilindungi oleh hukum.
Meurut Sudarnoto Abdul Hakim upaya-upaya yang dilakukan negara manapun yang menentang apalagi mengecam tindakan Iran ini sebagai tindakan terror sebagaimana yang misalnya ditunjukkan oleh Amerika adalah sikap yang tak bisa dipertanggung jawabkan. Seharusnya Amerika dan negara-negara mitranya secara tegas menghentikan genosida Israel terhadap warga Palestina dan menarik mundur secara permanen IDF.
Tanpa Iran melakukan serangan pun sebetulnya saat ini Israel sudah menjadi common enemy secara global. Karena itu, peluang Iran memperoleh dukungan public secara global hemat saya cukup besar karena masyarakat sebetulnya berkeinginan agar Israel diberi pelajaran yang lebih efektif atas semua tindakan kejahatan yang luar biasa (extra ordinary crimes). ICJ dan sidang DK PBB sudah dilakukan, akan tetapi dibutuhkan langkah yang lebih efektif menghentikan Israel untuk tidak melakukan genosida di Palestina dan mengekskalasi serangan ke mana-mana. Karena itu, serangan Iran sebetulnya merupakan peringatan keras kepada Israel dan Amerika sekaligus yang saat ini sudah menunjukkan tanda-tanda kerontokannya secara moral, politik, dan bahkan secara diplomatik. Jika Israel dan Amerika tidak mau mendengar, maka kerontokan secara militer akan terlihat. Iran mempunyai banyak kawan dan memberikan dukungannya.
Hal lain yang ingin saya sampaikan adalah bahwa umat Islam khususnya tetap waspada untuk tidak terpengaruh oleh upaya-upaya dari pihak manapun yang secara terus menerus membenturkan dan mempertentangkan Suni-Syiah, dan faksi-faksi di Paslestina. Apa yang dilakukan oleh Iran, perlu dijadikan sebagai momentum untuk mengkonsolidasi diri sehingga kokoh menghadapi common enemy Israel.
Khususnya bagi masyarakat dan bangsa Indonesia, saya juga tegaskan kembali sikap MUI selama ini agar umat Islam, Masyarakat Indonesia dan internasional terus memberikan dukungan penuh kemerdekaan dan kedaultan Palestina. Ini menjadi salah sumber penting terciptanya perdamaian dunia. *