YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sebagai upaya untuk menciptakan ritme bekerja yang baik, Suara Muhammadiyah (SM) memberikan pelatihan kepada karyawan pada Senin (12/5) di Lantai 4 Ruang Aula Grha SM. Tajuk dari pelatihan yang berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini ialah “Membangun Tim Berkinerja Tinggi Melalui Teamwork dan Kolaborasi.”
Pelatihan ini mengundang Muhammad Hamdi, Dosen Manajemen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Muhsin Hariyanto, Dosen Program Studi Ekonomi Syariah UMY.
Direktur HRD dan Legal SM Wahyu Chusnul Muna menyampaikan terima kasih setinggi-tingginya kepada karyawan yang telah meluangkan waktu untuk mengikuti pelatihan ini.
“Meskipun hari ini hari libur, saya sangat senang dan berterima kasih kepada bapak ibu semua telah hadir di pelatihan ini,” ucapnya.
Menurut Muna, pelatihan tersebut sangat vital, lebih-lebih bagi kelangsungan dan keberlanjutan perusahaan PT Syarikat Cahaya Media (SCM) / SM ke depan.
“Kita semua ingin bahwa semua karyawan ada kerja tim yang baik dan solid,” terangnya.
Selain itu, juga bisa menyerap nilai-nilai Islami sebagai basis utama dalam bekerja di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. “Ada nilai-nilai Islami yang nantinya berguna bagi bapak ibu semua,” sebutnya.
Pada saat bersamaan, Muna memotivasi agar karyawan mengikuti pelatihan ini dengan penuh semangat. Sehingga pasca-pelatihan bisa membawa pengalaman-pengalaman baru yang sangat berharga.
“Silakan bisa dengan penuh semangat untuk mengikuti pelatihan ini. Karena akan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat tentunya buat bapak ibu semuanya,” ajaknya.
Melalui pelatihan ini, Muna mengharapkan ada impak positif yang didapatkan. Lebih-lebih bisa membawa warna baru dan perubahan besar dalam bekerja secara tim (kolektif).
“(Pelatihan ini) mungkin bisa menjadi impak buat kehidupan bapak ibu dan juga impak bagi perusahaan,” ucapnya.
Hamdi menggarisbawahi pentingnya temwork di dunia kerja. Hal ini karena bisa menciptakan ekosistem bagi perusahaan lebih baik. “Karena terbukti meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja,” tegasnya.
Jika tidak bisa berkolaborasi, tambah Hamdi, seorang pekerja akan gagal dalam bekerja. “Individu dengan kemampuan teknis hebat bisa gagal jika tidak mampu berkolaborasi dengan baik,” sebutnya.
Di samping itu, sambung Muhsin, perlu adanya trust (kepercayaan). Muhsin memandang, trust ini mesti diletakkan pada posisi utama dalam bekerja. “Menjadi fondasi utama dari kerja sama,” ulasnya.
Muhsin juga menegaskan, perlu membuang distrust (ketidakpercayaan). “Menjadi racun yang merusak relasi, komunikasi, dan produktivitas,” urainya.
Oleh karena itu, distrust mesti dihilangkan, kata Muhsin dengan, menumbuhkan kejujuran, menjaga amanah, musyawarah dalam keputusan tim, membangun empati dan ukhuwah, menolah ghibah dan fitnah, serta melatih sabar dan husnuzhan. (Cris)