YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta (Muhi) menerima kunjungan dari Chou University Japan, dalam rangka program International Workshop Initiatives For Teacher 2025. Kunjungan ini dilaksanakan pada Senin (25/02/2025). Ada 21 orang dari Chuo University yang hadir di SMA Muhi. Rombongan dari Chou University dipimpin oleh Prof. Shigenori Wakabayashi selaku dosen Faculty of Letters dan Prof. Jun IIo selaku dosen Faculty of Global Informatics. Kehadiran mereka disambut langsung oleh Wakil Kepala SMA Muhi bidang Humas, Marini Amalia Octavianti, M.Pd., dan pengawas pendamping SMA Muhi, Dr. Dra. Reni Herawati., M.Pd., serta didampingi oleh para staf pimpinan.
Rombongan dari Chou University Japan berkesempatan belajar Bahasa Inggris bersama peserta didik kelas Internasional Global Assessment Certificate. Staf Humas SMA Muhi, Khairunisa Aulia Luthfi, S.Pd., menjelaskan ada beberapa poin yang melatarbelakangi agenda ini berlangsung, antara lain kecintaan berbahasa Inggris harus ditanamkan sejak dini sehingga penguasaan bahasa Inggris akan menjadi mudah, memfasilitasi peserta didik dengan berbagai exposure bahasa Inggris sehingga peserta didik akan terbiasa menggunakan Bahasa Inggris, mengenal banyak referensi di American Corner sebagai media literasi bahasa baik bicara, tulisan dan membaca, serta mampu berinteraksi dengan siapapun menggunakan Bahasa Inggris.
Berbagai aktivitas menarik dan menyenangkan yang dilakukan pada sesi ini, yakni English fun (bercerita dan menyanyi dalam bahasa Inggris), English lesson, Game scrable, Virtual reality, E-english reference, Reading english book, dan Presentasi. Serangkaian agenda yang dilakukan untuk membuka wawasan bagi peserta didik dan didukung oleh Direktur American Corner untuk tetap berkelanjutan.“Sangat senang bekerjasama dengan SMA Muhi Yogya khususnya kelas internasional. Peserta didiknya aktif, pintar dan menyenangkan. Sangat terbuka untuk agenda selanjutnya. We are always open,” ujar ketua rombongan Chou University, Mr Shigenori Wakabayashi.
Shigenori Wakabayashi memaparkan 3 latar belakang dari International Workshop Initiatives For Teacher 2025. Pertama, studi pengembangan Bahasa Inggris telah berkembang sejak tahun 1960-an dan semua teori sepakat bahwa beberapa aspek penggunaan bahasa hanya bias ditingkatkan melalui interaksi. Kedua, pendidikan bahasa harus memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk berinteraksi langsung dalam bahasa asing. Ketiga, penting untuk bertemu dengan orang-orang yang berbeda untuk menyadari kondisi peserta didik dan budaya yang setiap daerah pasti berbeda.
Kepala SMA Muhi, Drs. H. Herynugroho, M.Pd., menyatakan sekolah berkomitmen membekali peserta didik dengan kemampuan yang dibutuhkan menghadapi era industri 4.0 dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai dasar yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sekolah berkomitmen membentuk generasi berakhlaqul karimah, cerdas dan tanggap dalam menghadapi perubahan zaman dengan memberikan pengalaman belajar berkonsep islami dan modern sesuai perubahan zaman.
“Bahasa Inggris adalah bahasa utama komunikasi global, dan individu yang mahir di dalamnya dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang dari budaya dan latar belakang yang berbeda. Jadi bisa dibilang menguasai bahasa Inggris adalah soft skill yang mumpuni untuk karir maupun study di era globalisasi ini. Semoga program ini bermanfaat untuk lulusan kami,” pungkas Drs. H. Herynugroho, M.Pd.
Pengawas pendamping SMA Muhi, Dr. Dra. Reni Herawati., M.Pd., Ia mengungkapkan harapan besar terkait kegiatan ini yakni, Pertama, akan semakin banyaknya exposure bahasa Inggris yang diberikan ke peserta didik agar bisa meningkatkan kemampuan dan keterampilan bahasa Inggris secara aktif baik lisan maupun tulisan. Kedua, peserta didik semakin mencintai dan menganggap bahasa Inggris itu mudah untuk dipelajari. “Dengan demikian peserta didik akan dengan mudah meningkatkan English proficiency-nya” pungkasnya. (n)