PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka memerihakan Milad Ke-112 Muhammadiyah, Fakultas Studi Islam Universitas Muhammadiyah Riau (FSI Umri) menyelenggarakan Stadium General yang bertemakan “Tantangan dan Peluang Program Studi Keagamaan di Era Industri 5.0”. Acara ini digelar pada Jumat (22/11/2024) pagi bertempat di Auditorium Kampus Utama Umri Jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru.
Acara yang dihadiri Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Umri serta Wakil Rektor III Umri Dr. Jufrizal Syahri MSi, Dekan Fakultas serta seluruh sivitas akademika dan mahasiswa FSI Umri ini, menghadirkan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Prof Dr Ahmad Zainul Hamdi MAg, sebagai narasumber utamanya.
Dalam sambutannya, Dekan FSI Umri Dr Santoso MPsi, menyampaikan apresiasi kepada panitia dan para tamu undangan atas partisipasinya. Beliau menjelaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Milad Muhammadiyah yang akan dilanjutkan dengan kegiatan lainnya.
“Acara ini sebagai langkah dalam menghadapi sebuah era community baru, community ini sangat dipengaruhi teknologi tingkat tinggi. Banyak nilai-nilai yang bergeser dan hal ini menjadi tanggung jawab komunitas dari perguruan tinggi, dengan adanya tema ini kita akan membuka atau menemukan nilai baru,” ujar Santoso
Dekan FSI Umri ini juga mengungkapkan rencana pengembangan Fakultas melalui pendirian Program Studi baru yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT). Kedua program studi ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat di provinsi Riau.
Ketua BPH Umri Prof Dr H M Nazir, MA dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta dan menyampaikan perkembangan Umri yang kini telah berusia 16 tahun dengan jumlah mahasiswa mencapai lebih dari 12.000 orang.
“Fakultas Studi Islam melengkapi Fakultas lainnya di Umri. Dengan berlandaskan ajaran Al-Qur’an, Fakultas ini diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan keislaman,” ujar Prof Nazir.
Sementara itu, dalam pemaparannya, Prof Dr Ahmad Zainul Hamdi MAg menyoroti pentingnya nilai etika di tengah era yang ditandai dengan matinya kepakaran.
“Kita hidup pada era di mana informasi tidak lagi bertanya kepada ahlinya, tetapi kepada mesin pencari seperti Google. Informasi yang kita terima seringkali hanya memberikan preferensi yang kita sukai, sehingga tidak memiliki pembanding,” jelas Prof Ahmad.
Beliau juga menekankan perlunya Program Studi keagamaan yang memiliki pendekatan khusus, termasuk integrasi dengan nilai-nilai Muhammadiyah melalui pendirian ma’had yang dapat menjadi pusat pembinaan ulama.
Acara ini menjadi momentum strategis bagi Fakultas Studi Islam Umri untuk memperkuat perannya dalam membentuk generasi yang unggul secara akademik dan spiritual di era revolusi industri 5.0. (Syae)