SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (SPM) Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Surabaya telah menyelengarakan Pelatihan Pengelolaan Rumah Binaan yang bertema “Merekonstruksi, Merawat, dan Mengabdi (23/12). Untuk menyukseskan kegiatan tersebut berkolaborasi dengan Pelopor Peberdayaan Surabaya. Materi pertama dalam pelatihan ini mengenai “Strategi & Penguatan Rumah Binaan” yang disampaikan oleh narasumber yang sangat luar biasa yaitu Ibunda Aristiana Prihatining Rahayu S.SOS.,M. MED,KOM. Selaku Faunder Komunitas Cahaya Bunda.
"Kita pasti sudah mengetahui bahwa di Indonesia negara yang kita cinta ini permasalahan sosial yang berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Terdapat beberapa faktor dalam masalah sosial. Salah satunya tentang kemiskinan yang ternyata dampak dari masalah kemiskinan ini sangat kompeks dan dapat menimbulkan berbagai masalah, salah satu dampak dari kemiskinan ini adalah kurangnya pendidikan, kesehatan, pemenuhan gizi, dan eksploitasi kepada anak-anak,"ungkap Aris Dosen FKIP UMSurabaya.
Pada pembahasan yang selanjutnya, Ibunda membahas terkait masyarakat marginal. Masyarakat marginal sendiri adalah sekelompok orang yang terpinggirkan oleh sebuah tatanan masyarakat, baik secara ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan budaya yang tidak mendukungnya, kelompok tersebut di bagi menjadi dua kelompok, yang prtama kelompok masyarakkat miskin, dan yang kedua kelompok masyarakat disabilitas.
Salah satu permasalahan masyarakat Marginal adalah pengangguran, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran semakin menurun setahun sebelumnya. Dampak dari pengangguran ini tidak lain adalah kriminalitas, kecanduan miras, dan perilaku melawan hukum, dan dampak lain dari pengangguran adalah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) serta eksploitasi anak, dan masih banyak lagi permasalahan yang terjadi pada kelompok masyarakat marginal perkotaan seperti anak putus sekolah, rendahnya tingkat kesehatan, perkawinan di usia dini, kenakalan remaja, dan tidak adanya identitas diri pada anak-anak yang ada di jalanan.
Kemudian dijelaskan bagaimana ketika kita ingin membuat suatu program gerakan sosial, yang pertama harus mengenali dulu apa yang dibutuhkan oleh masyarakat tersebut, sehingga program yang dibuat atau yang diselenggarakan bisa menjadi bermanfaat, kemudian pada penyampaiannya yang terakhir beliau menyampaikan terkait tahapan-tahapan dalam membangun aktivitas (kelompok) sosial, strategi, pendampingan. Kemudian hal-hal penting apa saja yang perlu dipahami relawan sosial seperti membangun komitmen yang kuat di setiap anggota kelompok, menyolidkan SDM kelompok, dan strategi yang matang.
“Mahasiswa tidak hanya melakukan demo, menyuarakan suara yang lantang terkait suatu masalah yang ada di masyarakat, tetapi mahasiswa seharusnya memberikan solusi di setiap permasalahan yang terjadi. Dan juga sebagai mahasiswa harus peka terhadap permasaalahan sosial contohnya seperti kemiskinan dengan membuat kegiatan seperti contohnya kegiatan pengabdian” terangnya.
Ketua Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat PC IMM Kota Surabaya memberikan apresiasi kepada panitia dan peserta atas suksesnya acara, serta harapan agar materi dapat diimplementasikan dengan kreativitas dan inovasi di rumah binaan masing-masing. Kesimpulan mengacu pada kata-kata Nelson Mandela tentang kekuatan pendidikan sebagai senjata paling ampuh untuk mengubah dunia, sambil menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap kebutuhan masyarakat setempat melalui analisis sosial. Pesannya keberhasilan program bergantung pada pemahaman mendalam terhadap kebutuhan masyarakat setempat melalui analisis sosial. (Moch. Syakroni)