GRANADA, Suara Muhammadiyah - Tim Studi Banding UMY baru saja diterima oleh Universidad de Granada (Universitas Granada / UGR) di kota Granada, Spanyol, Senin, 29 April 2024 waktu setempat. Kota bersejarah ini adalah kota tempat Imam asy-Syāṭibī (w. 790/1388) mengembangkan teori maqasid syariah. Kota ini juga merupakan ibu kota dan sekaligus benteng terakhir kerajaan Islam Granada yang bertahan di Spanyol. Hari Senin, 1 Rabiul Awal 897 H / 2 Januari 1492 M adalah hari terakhir kekuasaan Islam eksis di Semenanjung Iberia dan sekaligus hari penyerahan kota Granada kepada Fernando, raja Kastilia, dan Isabella, ratu Lion (dua raja/ratu suami istri). Sejak itu peradaban Islam angkat kaki meninggalkan bumi Andalusia dengan segala kejayaannya.
Didirikan tahun 1531 (berusia hampir setengah milenium) Universidad de Granada (UGR) merupakan sebuah universitas riset yang termasuk maju di Spanyol. Pada tahun 2024 ini, UGR menduduki peringkat 403 universitas top dunia menurut versi QS World University Rankings. Universitas ini mengklaim bahwa ia dibangun di atas suatu tradisi pembelajaran yang panjang dan berakar pada madrasah-madrasah Bani Nasr (Nasrid) di zaman Islam. UGR mengelola 60 ribu lebih mahasiswa sarjana dan pascasarjana dengan dukungan 6000 staf.
Terdapat satu dosen UMY yang sedang menyelesaian kuliah S3 dalam bidang ekonomi di UGR, yaitu Faizah, putri Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., MA. Secara keseluruhan ada 8 staf pengajar UMY yang menempuh studi lanjut di Spanyol. Keuntungan berstudi di negeri ini antara lain adalah biayanya murah.
Di Universitas Granada (UGR), Tim UMY mengadakan dua meeting: meeting pertama pukul 10:00 dengan Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Inmaculada Marrero Rocha. Meeting kedua pada pukul 11:30 waktu Spanyol dengan Direktur Alih Pengetahuan (Knowledge Transfer), Juan Antonio Alvarez Lopéz. Prof. Faris Al-Fadhat menyampaikan tawaran kerjasama dengan UGR dalam double degree dan peningkatan jumlah dosen yang dapat mengikuti program Erasmus.
Sebelumnya pada hari Jumat 26 April, Tim UMY berkunjung ke Universidad Autónoma de Madrid (UAM), almamater Idham Badruzaman, S.IP., MA., Ph.D. (Kepala Kantor Urusan Internasional). Di universitas ini sekarang terdapat dua orang dosen UMY yang sedang menyelesaikan S3, yaitu Muhammad Iqbal yang mengambil bidang studi bahasa Arab dan Sigit yang mengambil bidang studi akuntansi.
UAM merupakan salah satu universitas terkemuka di Spanyol. Pada tahun 2024 UAM menduduki rangking 5 di Spanyol dan 351-400 di dunia menurut versi Times Higher Ecucatioan World University Rankings (THE). Sementara QS World University Rankings untuk tahun 2024 menempatkan UAM pada 4 besar di Spanyol dan rangking 199 di dunia. Strategi perkuliahan di UAM menekankan kombinasi yang serasi antara pengajaran yang berkualitas, penelitian intensif, dan penempatan kerja yang tinggi. Semua ini ditunjang dengan komitmen sosial yang kuat yang menjadi tolok ukur dalam bidang-bidang tersebut.
Di UAM, Tim Studi Banding UMY diterima Félix Zamora Abanades (Wakil Rektor Bidang Alih Pengetahuan, Inovasi dan Kebudayaan), Irene Martín Cortés (Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi), dan Carmen Gilabert (Koordinator Komunikasi dan Hubungan Internasional). Prof. Faris (WR Bidang Kemahasiswaan) menyampaikan dalam bahasa Inggris yang fasih gambaran singkat tentang Muhammadiyah dan UMY yang terlihat menarik bagi Pimpinan UAM tersebut. Mereka mengapresiasi kunjungan Tim UMY dan merasa senang ketika dijelaskan ada beberapa dosen UMY kuliah di UAM. Bahkan mereka juga bangga dengan alumni UAM yang menjadi kepala Kantor Urusan Internasiona UMY Idham Badruzzaman, yang amat fasih berbahasa Spanyol.
WR Bidang Keuangan dan Aset UMY Rudy Suryanto dan Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan UMY Slamet Riyadi menyatakan dalam keterangan bersama mereka bahwa banyak hal yang dapat dipelajari dari UAM, walaupun untuk beberapa hal UMY masih perlu waktu untuk mengadopsinya.
Di antara yang penting dalam proses pembelajaran UAM adalah kombinasi yang kuat antara proses pembelajaran yang berkualitas, penelitian yang intensif dan kreatif, serta tingkat pemekerjaan yang baik (good imployability).
Menurut kedua pejabat UMY tersebut di antara the best practices UAM adalah membangun relevansi dan hubungan yang kuat antara universitas dan dunia industri. Universitas dari sisi akademik membantu industri, khususnya usaha-usaha yang pemula (startup), untuk melakukan penelitian di bawah arahan staf pengajar yang amat kompeten.
Untuk itu kurikulkum universitas memang harus relevan dengan kebutuhan masyarakat (dunia kerja) dan para dosen dituntut untuk memiliki kemampuan berinovasi. Di UAM, dalam menjembatani dunia akademik dan dunia usha, terdapat satu entitas (badan) non profit yang menjadi jembatan antara kampus dan dunia usaha.
Badan ini merupakan badan pemerintah yang di antara anggotanya adalah rektor. Badan ini diberi nama La Fundacion Parque Científico de Madrid (Yayasan Taman Saintifik Madrid). Sementara itu Kepala LRI UMY Prof Dyah Mutiarin, yang biasanya disapa akrab Bu Arin, sejalan dengan di atas, menegaskan, kata kunci penting dari hasil pertemuan dengan UAM adalah bahwa pengembangan penelitian di UMY harus relevan dan memberi dampak positif kepada masyarakat dan memiliki keterlibatan dengan dunia industri. (SA)