Studi Kunjung, MPKS PDM Surabaya ke Pesantren Al Islah Paciran

Publish

11 May 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
472
Foto Istimewa

Foto Istimewa

LAMONGAN, Suara Muhammadiyah - Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kota Surabaya melaksanakan Studi Kunjung ke Pondok Pesantren Al Islah Paciran Lamongan, Jumat-Sabtu (10-11/5/24).

Kegiatan tersebut diikuti Kepala dan Kaur Pendidikan Panti Asuhan atau Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Muhammadiyah se-kota Surabaya.

Hadir dalam pembukaan kegiatan, Pengasuh Pondok Pesantren Al Ishlah Drs KH Muhammad Dawam Saleh, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Ishlah H Ahmad Thohir, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya H M Arif An SH, serta Ketua MPKS PDM Surabaya Ferry Yudi Antonis Saputra SHI MPdI.

Ketua MPKS PDM Surabaya Ferry Yudi Antonis Saputra SHI MPdI mengimbau para peserta studi kunjung memakai sarung sebagai filosofis nyantri ke Kyai Dawam 

"Mari bersama-sama, malam hari ini kita nyantri untuk menyerap pengalaman, bagaimana perjuangan, kegigihan, kesabaran, dan keuletan Kyai Dawam menyampaikan menyampaikan visi beliau," ujarnya.

Masih Ferry Yudi menceritakan, bagaimana dulu ayah Kyai Dawam, menangis melihat putranya setelah mengenyam pendidikan tinggi pulang ke desa, namun setelah dijelaskan ingin mendirikan pondok baru memahami dan mendukungnya.

"Ini periode kedua MPS menjadi MPKS ada 1 visi bersama yakni program Gen Q-45, dimana mereka boleh kuliah di jurusan apapun, tetapi hati dan pikirannya senantiasa terpaut dengan Al-Qur'an," paparnya.

"Alhamdulillah, selama ini bapak-bapak kepala panti Istiqomah, namun tidak cukup dengan standard saja, perlu adanya perluasan pikiran supaya ada semangat yang lebih besar, karena diluar sana tantangan jauh lebih besar.

Maka dari itu, sambung Ferry Yudi, salah satunya berkunjung ke Pondok Pesantren Al Islah Paciran Lamongan supaya para pengurus panti semakin bersemangat untuk mendidik para santri menjadi kader-kader Persyarikatan sesuai pesan KH Ahmad Dahlan, jadilah dokter, polisi, atau apapun, tetapi kembalilah kepada rumah besar yakni persyarikatan Muhamadiyah. 

"Maka, kami mohon kepada Kyai Dawam berkenan memberikan inspirasi dan pencerahan kepada kami semua, kepala dan kaur pendidikan LKSA Muhammadiyah berpartisipasi untuk mengawal Gen Q-45 untuk menghasilkan generasi Robani yang berkarakter Qur'an," pintanya.

Sementara, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya H M Arif An SH sangat bangga dan mengapresiasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan MPKS PDM Surabaya.

"Ini merupakan bentuk komitmen kita bahwasanya disetiap aktivitas Amal Usaha di Muhammadiyah adalah membentuk kader, salah satunya di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.

Masih Arif An, kader itu dipersiapkan, jangan kebetulan, atau dipaksa karena tidak ada kadernya.

"Kita jaga ulama kita di Muhamadiyah, ulama kita sedikit namun jadwal pengajiannya banyak, dan tidak bisa menolak, mulai kuliah subuh, dhuhur dan lain sebagainya, nah ini harus kita persiapkan," tuturnya.

Arif An berharap, dengan forum tersebut, kalau memang betul panti ingin menjadi pondok pesantren, maka jangan segan-segan atau separuh-separuh dalam menjalankannya.

"Maka setelah acara ini, saya berharap kita MOU dengan Al-Islah, dimana semua pengasuh harus dari Al-Islah, supaya pengasuh kita paham tentang pondok pesantren agar bisa mencetak kader-kader militan," ujarnya.

Lanjut Arif An, dengan begitu, para pengasuh akan paham tentang pondok pesantren atau ilmu pesantren, karena lulusan dari pondok pesantren.

"Tidak usah pakai lamaran, ambil saja dari Al-Islah, gajinya dibuat UMR, supaya lebih semangat, masak gajinya kalah dari petugas kebersihan dari Pemkot dengan jam kerja mulai habis subuh sampai pukul 12 siang dengan gaji UMK," ujarnya.

"Namun pada kenyataannya, masih banyak pengasuh mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi mengurus anak panti yang gajinya bahkan kurang dari satu juta," imbuhnya.

Alumni panti asuhan Achmad Dahlan sambung Arif An, awal periode berdiri mulai SMP ke SMA harus masuk pesantren.

"Jika serius kalau LKS arahnya adalah pesantren, maka para pengasuh harus lulusan ponpes dan harus tegas," ungkapnya.

"Setelah ini, harus ada MOU,  kontribusi apa dari kedua belah pihak yang bisa di kerjakan," imbuhnya.

Kemudian, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Al Ishlah Drs KH Muhammad Dawam Saleh menyampaikan, saya mulai mendirikan pondok ini dengan keikhlasan dan keyakinan, satu niatan yakni memberikan ilmu yang dimiliki, saat itu ada 10 santri pertama berdirinya pondok, dari 10 menjadi 100.

Kemudian, sambung Muhammad Dawam, dibuka pendaftaran untuk santriwati menjadi 500, 1000 dan Alhamdulillah, sampai saat ini sudah mencapai 2000'an.

"Dalam mengelola pondok, saya selalu berusaha istiqomah  mengimami salat 5 waktu, mulai awal berdiri pondok hingga saat ini khususnya salat subuh, karena setiap selesai shalat selalu saya selipkan kuliah tujuh menit, kultum yang terstruktur, sebagaimana doa saya untuk para santri yaitu menjadi pribadi saleh, alim, berilmu, kaya/sukses, bermanfaat, serta pribadi maju/terdepan," tandasnya. (Yuda)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Riau (Umri), Dr H M R....

Suara Muhammadiyah

18 June 2024

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah - Ketua Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Riau (BPH Umri) ....

Suara Muhammadiyah

14 February 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Reinaldy Aslam, Ketua BEM Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah....

Suara Muhammadiyah

5 October 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pusat Data Nasional (PDN) mengalami serangan siber sejak Kamis (20/....

Suara Muhammadiyah

28 June 2024

Berita

PURWOREJO, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Purworejo melakukan kegiatan penerjunan seb....

Suara Muhammadiyah

20 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah