CIAMIS, Suara Muhammadiyah - Sinergi antara akademisi, pemerintah desa, dan kelembagaan masyarakat terus diperkuat dalam upaya pemberdayaan berbasis potensi lokal. Program pengabdian kepada masyarakat (Abdimas) bertema hilirisasi produk jahe kembali digelar oleh Tim Pengabdi STIKes Muhammadiyah Ciamis di Desa Lumbung, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, dengan menggandeng Kelompok Wanita Tani (KWT) Arum Sari.
Kegiatan ini dipimpin oleh Henri Setiawan, Ph.D., Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKes Muhammadiyah Ciamis, yang menekankan bahwa pengembangan produk olahan jahe dapat menjadi solusi ganda: sebagai penggerak ekonomi lokal dan sebagai intervensi kesehatan berbasis pangan. “Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan hilirisasi produk olahan jahe agar bernilai ekonomi dan sekaligus memiliki manfaat kesehatan, terutama dalam mendukung gizi anak-anak di desa,” jelas Henri dalam pembukaan kegiatan, Selasa, 29 Juli 2025.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendampingan dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Lumbung dan menyasar penguatan keterampilan anggota KWT dalam mengolah jahe menjadi produk bernilai jual tinggi seperti permen jahe, serbuk jahe instan, dan biskuit jahe.
Ketua KWT Arum Sari, Ade Maya Kurmayasari, menyambut baik inisiasi tersebut. Ia berharap kegiatan ini menjadi awal bagi penguatan kapasitas kelembagaan dan keberlanjutan usaha KWT. “Kami belum memiliki PIRT dan sertifikat halal, semoga pendampingan yang dilakukan oleh kampus bisa mendorong kami untuk mencapai itu,” ungkap Ade.
Kegiatan Abdimas ini juga melibatkan Bidan Desa Lumbung yang secara aktif mengundang para Kader Posyandu untuk turut serta. Kehadiran mereka merupakan bentuk integrasi intervensi kesehatan, seiring dengan temuan riset yang dilakukan oleh tim peneliti STIKes Muhammadiyah Ciamis bahwa jahe memiliki potensi dalam meningkatkan metabolisme tubuh dan serapan gizi pada anak-anak stunting.
Penyuluh Pertanian Kecamatan Lumbung, Ibu Sinta, juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menyampaikan bahwa Desa Lumbung memiliki ekosistem kelompok wanita tani yang kuat dan berpotensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. “Kami memiliki lebih dari 100 KWT aktif di Kecamatan Lumbung, dengan variasi produk olahan hasil tani. Banyak KWT yang mampu mengolah hasil pertanian menjadi produk bernilai gizi seperti permen jahe, mie instan, dan olahan herbal lainnya. Kolaborasi seperti ini sangat kami butuhkan untuk peningkatan mutu dan akses pasar,” terang Sinta.
Kepala Desa Lumbung, Endang Saripudin, turut hadir dan menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan berbagai pihak dalam kegiatan ini. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membangun kemandirian desa. “Kami sangat menyambut baik kegiatan ini. Program seperti ini menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, baik dari sisi ekonomi maupun kesehatan,” ujarnya.