BANDUNG, Suara Muhammadiyah - Gerakan Subuh Mengaji dengan mengusung tema Sukses Bermuhammadiyah, ditayangkan secara live melalui Chanel Youtube TVMu pada Rabu 12/02/2025. Acara ini menghadirkan dr. Agus Sukaca, M.Kes., Anggota Majelis Pembinaan Kesehatan Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai narasumber.
“Sukses bermuhammadiyah ini sebenarnya merupakan sukses mkita bersama. Muhammadiyah tidak bisa sukses sendiri tanpa melibatkan anggotanya,” tegasnya.
Kerangka suskes bermuhammadiyah disampaikan Agus , yaitu sama dengan visi Muhammadiyah: “terujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” sebagai tolak ukur kesuksesan bagi semua umat Islam. sebagai implementasi visi Muhammaddiyah pada ranah individu warga Muhammadiyah.
Ranah selanjutnya adalah bagaimana terwujudnya keluarga kita menjadi keluarga muslim yang sebenar-benarnya pula. Agus mengatakan, “Kita tidak hanya memperjuangkan diri sendiri tetapi juga memperjuangkan keluarga, ini menjadi pilar penting dari kesuksesan Muhammadiyah karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat,” tuturnya.
Toyyibatun warobbun ghofur yang ditegaskan dalam ADART Muhammadiyah dalam ranah amal usaha, yaitu dapat melembagakan Islam (amal sholeh) yang diterapkan dalam pengelolaan unit amal usaha. Sehingga dapat diwujudkan gambaran ajaran Islam dalam amal usaha terutama dalam persyarikatan.
“Kalau pemahaman kita dan pengamalan terhadap Islam tidak meningkat, berarti ada yang masalah didalam kita bermuhammadiyah,” jelasnya.
Manusia mempunyai potensi yang sangat luar biasa pertama, potensi dalam proses menjadi manusia. Kedua, dengan dikaruniai struktur tubuh yang paling sempurna. Ketiga, dibekali dengan pikiran untuk mensyukuri nikmatnya. Keempat, diberikaan gen/DNA sebagai blue print kehidupan.
Seseorang memiliki 60 T Gen/DNA, namun hanya 5 sampai dengan 10 persen yang aktif. Gen/DNA ada dua yaitu yang mendorong untuk bertakqa kepada Allah SWT dan yang mendorong untuk mengabaikan peintaah Allah SWT. Keduanya memiliki tombol on-off nya, dan manusia yang memilih untuk menggunakan potensi negatif atau potensi positifnya. Setiap pilihan yang dilakukan oleh manusia akan memiliki konsekuensinya.
Makhluk yang senantiasa taat kepada Allah yang tidak diberikaan instrument untuk menolak. Jika manusia menuruti instrumen taat tersebut, maka derajatnya lebih tinggi dari pada malaikat. Namun manusia juga diberikan instrumen untuk tidak taat yang itu adalah pengaruh setan. Setan itu intinya mengabaikan Allah dalam wujud manusia.
Agus juga menegaskan bahwa dalam berpikir atau memutuskan untuk melakukan suatu aktivitas dengan pertimbangan jauhi yang dilarang oleh Allah, lakukan yang diperintahkan Allah. Harapannya dengan melihat dan mendengar hal yang positif supaya respon otak menjadi sesuaai dengan petunjuk Allah SWT. (Tia/Nad)