Tantangan Muhammadiyah Ke depan

Publish

14 November 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
35
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Tantangan Muhammadiyah Ke depan

Oleh: Akhmad Faozan, Ketua PCM Mayong Jepara

Muhammadiyah telah melampaui satu abad. Ini menandakan kalau Muhammadiyah telah melintas zaman melampaui usia negeri ini. Muhammadiyah telah memasuki usia ke abad kedua. Usia yang tidak sekedar mapan, tidak sekedar tua. Usia mapan dengan kemandirian nyata, tidak menggantungkan dengan yang lain, mampu berdiri sendiri, mampu menggerakkan amal usaha yang telah dibangun  dengan jumlah puluhan ribu.  

Keberadaan Muhammadiyah benar-benar telah menyinari negeri dengan pencerahan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.  Konsistensi dalam gerakan telah memberikan kontribusi nyata, betul-betul tidak ada yang meragukannya. Sampai Muhammadiyah telah menemukan jati diri yang sebenarnya. 

Muhammadiyah is Muhammadiyah, muhammadiyah bukan milik perseorangan, atau tergantung kepada dan dari seseorang, lembaga Negara sekalipun. Namun Muhammadiyah adalah gerakan dakwah amar ma’ruf yang massif sejak perjuangan pra kemerdekaan sampai saat ini masih terasa gema dakwahnya. Gerakan massif yang terwujud pusat-pusat gerakan, di Masjid/musholla/surau, Sekolah, Rumah Sakit, perguruan Tinggi, Panti Asuhan, dan gerakan sosial filantropis lainnya yang sangat banyak mewarnai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.         

Dikancah lokal nasional eksistensi Muhammadiyah mampu menjadi penyeimbang bagi gerakan ekstrim yang kekiri-kirian maupun gerakan ekstrim kanan. Muhammadiyah pun mampu menempatkan pada posisi yang tepat sebagai umat tengahan ummatan wasathan. 

Sebagaimana pandangan Prof. Din Syamsudin bahwa  Ummatan Wasathan diterjemahkan secara kritis analitis  dan cerdas oleh para penggeraknya,  dengan cirikhas gerakan yang berkemajuan, berorientasi ke depan yang visioner, modern, karakter berikutnya yang selalu didengungkan oleh pendiri  Kyai Ahmad Dahlan, bahwa para penggerak Muhammadiyah adalah sosok yang  berkemajuan.  Artinya bahwa nalar kritis dan cerdas bagi para penggerak Muhammadiyah hari ini yang menjadikan masyarakat masih dihinggapi dengan sikap jumud. Nalar kritis dan cerdas akan berdampak massif yang luar biasa terhadap gerakan dakwah Muhammadiyah. 

Sayangnya ethos, nalar kritis dan cerdas seakan hanya didominasi kemilikannya  oleh para penggerak perjuangan kemerdekaan. Kita mendambakan daya juang, ethos yang terbangun dari diri masing-masing individu sebagaimana telah diperankan oleh para pendahulu, mujahid, pejuang kemerdekaan. Momentum-momentum  peringatan kemerdekaan, perjuangan sifatnya sesaat, hanya sekedar memperingati. Hanya sebatas “mengingat” saja belum sampai pada tahap mereduksi ethos para pendahulu ke dalam sanubari menjadi bekal untuk membangun negeri ini. 

Hari ini bangsa Indonesia masih jauh untuk berpikir sebagaimana telah dilakukan oleh Kyai Ahmad Dahlan  dan para santrinya. Mindset kita tidak visioner, masih didominasi pikiran sempit dan kerdil, cara pandangnya tidak jauh ke depan, berpikiran cethak.  Wujud  nyatanya semenjak negeri ini dilanda krisis multi dimensi tahun 1998 sampai sekarang masyarakat Indonesia masih terpuruk, terbelakang belum Nampak bangkitnya. Padahal negeri-negeri yang mendapat krisis yang sama seperti Thailand, Malaysia dan negera Asia Tenggara lainnya sudah mampu bangkit dan sudah merasakan kemakmuran dengan hasil jerih payahnya.

Bila dihubungkan dengan nasehat KH. Ahmad Dahlan,  kemunduran umat Islam karena dominasi  umat Islam  sangat  jauh meninggalkan syariat ajaran Islam. Demikian juga kemerosotan akhlak kaum muslim yang makin terperosok dalam sehingga mereka penuh ketakutan seperti kambing dan tidak lagi memiliki keberanian seperti harimau. 

Barangkali inilah kalimat inspirasi beliau sehingga semangat mewujudkan negeri ini menjadi negeri yang disegani mendapatkan predikat macan asia. Tetapi sekarang kita di Asia Tenggara saja sangat tertinggal, sehingga beliaupun memberikan wasiat atau pesan bernilai membangun spirit menjalani hidup berbangsa dan bernegara Sebagaimana pesan-pesan  beliau :

"Karena itu, aku terus memperbanyak amal dan berjuang bersama anak-anakku sekalian untuk menegakkan akhlak dan moral yang sudah bengkok. Kusadari bahwa menegakkan akhlak dan moral serta berbagai persoalan Islam yang sudah bengkok memang merupakan tugas berat dan sulit."

Lalu beliau melanjutkan: "Namun demikian, jika kita terus bekerja dengan rajin disertai kesungguhan, kemauan keras, dan kesadaran  tugas yang tinggi, maka insya Allah Tuhan akan memberi jalan dan pertolongan-Nya akan segera tiba." (Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah, sebagaimana saya sadur dalam  http://www.gkhwklaten.org/2011/09/pesan-nasehat-dan-wasiat-kh-ahmad.html)

Sisi lain Gambaran Muhammadiyah hari ini

Muhammadiyah hari ini masih terus berfastabiqul khoirat dengan  komunitas lain, organisasi massa lain. Termasuk dengan penggerak ideology lain yang mencoba menggesekkan dirinya kepada aktivis dan penggerak Muhammadiyah.  Kita mengkhawatirkan munculnya perasaan menduakan Muhammadiyah, dan jelas energinya akan terkuras, pikiran tidak focus dalam mengurusi Muhammadiyah. Padahal misi mulia Muhammadiyah harus diemban oleh para penggerak yang amanah, yang focus dan thumakninah.

Kondisi seperti ini sangat dirasakan oleh para pimpinan tingkat bawah, Ranting sampai Daerah. Sangat minimalis ditingkat wilayah. Justru sangat-sangat merepotkan dan membutuhkan energy yang ekstra untuk berfastabiqul khoirat dengan mereka. Membutuhkan sikap arif dan bersabar dalam memberikan penjelasan, dan terus untuk didakwahkan misi besar Muhammadiyah.

Menghadapi  mereka pun harus dengan ilmu, perlu wawasan agama yang cukup. Karena mereka pun memiliki militansi  yang sangat kuat. Disisi lain mereka mempertahankan  masih adanya sikap mendua atau bertumpu diatas dua kaki yang berbeda tempat tumpuannya. Inilah yang merepotkan dan menyibukkan, ada sebagian dari jamaah yang aktif di Pemuda tingkat Cabang  sampai Daerah tergiur dengan konsep dakwah yang di tawarkannya. 

Walhasil  para aktivis penggerak yang dulunya getol kini sangsi dan ragu dengan keberadaan Muhammadiyah, Karena mereka tertarik oleh rayuan ideology yang menurut mereka jauh lebih murni ketimbang Muhammadiyah. Bahkan ada sebagian yang meninggalkan Muhammadiyah, justru yang  lebih fatal bila dalam tubuh pimpinan Muhammadiyah ada dua prinsip, mempunyai dua kaki yang sama-sama menopang dengan kuatnya. Satu kaki di komunitas lain satunya lagi di Muhammadiyah. Bila sudah demikian yakinlah lambat laut Muhammadiyah dalam dirinya akan bias dan rapuh, tetapi   Namun gerakan Muhammadiyah tetap kokoh dan kuat dan Ngremboko.

Hasilnya  memang ada yang sampai berani melintas, pindah haluan dan ada yang mendua atau setengah-setengah  tetapi sepertinya tetap terkalahkan dengan kokohnya ideologi muhammadiyah. Dimanapun, saat  ini Muhammadiyah menghadapi komunitas seperti ini, termasuk di Daerah-daerah sebagian Jawa . Hanya mental dan psikologis yang berbeda-beda tergantung dari sosio kultur masyarakatnya. Gerakan mereka ini sangat getol dalam mengajak dalam halaqoh kajian quran dan sunnah. 

Mereka  mendasarkan Quran Sunnah yang menjadi landasan mereka dalam mengajak dan mendakwahkan. Komunitas mereka mendasarkan kepada ayat-ayat al Quran dan menyampaikan tafsir menurut  mereka, dengan mengatakan  tidak ada satu ayatpun yang memerintahkan untuk berorganisasi, dan ayat-ayat lain yang mereka menganggapnya menyelisihi syariat Islam atau hukum Allah. Itulah pikiran tekstual terhadap ayat-ayat al Quran yang seharusnya perlu ditafsirkan denngan dasar nalar kritis dan cerdas, konteks kekinian.

Tantangan Muhammadiyah Esok

Muhammadiyah sangat berpengalaman dalam menghadapi problematika mengenai dirinya, baik itu internal maupun posisi muhammadiyah dalam membangun gerakan nasionalisme kepada jamaahnya. Muhammadiyah dalam melintasi zaman sarat sejarah yang telah dilewatinya. Berbekal cirikhas gerakan dan  ideologi yang dimiliki Muhammadiyah mampu bertahan sampai akhir zaman.

Cirikhas dan karakteristik gerakan Muhammadiyah yang modal untuk melakukan misi mulianya akan terus bergesekan dengan komunitas lain maupun dengan penggerak-penggeraknya. Inilah tantangan terberat Muhammadiyah ke depan.

Eksistensi Muhammadiyah sangat dipengaruhi oleh perkembangan dinamisasi negeri ini. Apakah terseret dan mengikuti arus sampai masuk ke pusaran gelombang  persoalan Negara, itu semua tergantung dari bagaimana kelihaian dan kecerdasan para pimpinan dalam loby dan membangun komunikasi efektif dengan simbol-simbol Negara. Kekhawatiran masyarakat sempat memunculkan spekulasi terhadap aturan atau regulasi Negara dalam mengatur organisasi massa, seperti lahirnya Perppu Ormas.

Namun kekhawatiran itu akan terkikis, karena semakin mandirinya dan kemodernan organisasi Muhammadiyah ini membawa Amal Usahanya semakin kreatif dan inovatif dalam menghidupi AUM itu sendiri yang secara otomatis menghidupi Muhammadiyah, dan akhirnya menghidupi negeri ini.

Dengan berjalannya waktu Muhammadiyah akan terus menjadi bahan perbincangan, dan terus menjadi daya tarik yang luar biasa. Suatu keniscayaan kalau kelak dengan adanya Muhammadiyah akan menjadi sebab diturunkannya Rahmah dan Barakah dari langit kepada negeri ini karena konsistensi dalam menjalankan amanah, menyinari negeri tiada henti dengan dasar ikhlas.       

Islam Agamaku Muhammadiyah Gerakanku.

*) Penulis adalah Ketua Majlis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jepara dan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Mayong Jepara.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Bumi Isra Mi’raj Oleh: Hatib RachmawanDosen Prodi Ilmu Hadis Fakultas Agama Islam Universitas....

Suara Muhammadiyah

30 January 2025

Wawasan

Pendekatan Kritis dalam Otentikasi Hadits Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universit....

Suara Muhammadiyah

18 November 2024

Wawasan

Kekuasaan dalam Perspektif Demokrasi Oleh: Dr Masud HMN, Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. H....

Suara Muhammadiyah

15 May 2024

Wawasan

Milad ke-113 Muhammadiyah yang Berkemajuan Oleh: Sukron Abdilah, Peneliti Pusat Studi Media Digital....

Suara Muhammadiyah

28 October 2025

Wawasan

Relevansi Pendidikan Karakter di Pesantren dalam Menjawab Tantangan Zaman Eko Priyo Agus Nugroho, S....

Suara Muhammadiyah

9 January 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah