KAIRO, Suara Muhammadiyah - Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir telah sukses mengadakan program Tarjih Academy ke-3 untuk para kader yang baru saja menyelesaikan studi S1-nya di Universitas Al-Azhar.
Sebanyak 31 peserta yang baru saja menyandang gelar License dari Universitas Al-Azhar turut serta dalam program tersebut, dimana sebanyak 16 materi pendukung terkait ketarjihan, kebangsaan,pendidikan, kemasyarakatan diberikan kepada para peserta.
Salah satu materi Tarjih Academy ke-3 yaitu terkait pola-pola metodologi fatwa melalui buah karya pematerinya, Dr. Mukhtar Mukhsin, selaku Direktur Astronomi Islam di Darul Ifta (Lembaga Fatwa Mesir) yang merupakan disertasinya berjudul “Metodologi-Metodologi Fatwa di Era Kontemporer dan Hubungannya dengan Maqasidh Syariah” yang dilangsungkan sebanyak dua kali pertemuan. Tujuan materi tersebut agar para peserta mampu memahami metodologi dalam berfatwa yang dapat mewujudkan kemaslahatan dengan mendialogkan dengan Manhaj Tarjih Muhammadiyah.
Umair Fahmidin, selaku Ketua MTT CIM Mesir menyatakan bahwa ,”Materi manhaj fatwa diberikan di akhir acara, tujuannya agar para peserta dibekali terlebih dahulu terkait tools pokok yang dibutuhkan untuk berfatwa, kemudian baru mengkaji manhaj fatwa itu sendiri. Memahami konsep fatwa penting bagi para kader PCIM Mesir, calon ulama Muhammadiyah, karena fatwa tidak terlahir dari teks book, namun juga dari memahami realita dengan melibatkan banyak hal untuk mewujudkan kemaslahatan.”
Bertempat di Auditorium KH. Ahmad Dahlan, Markas Dakwah Muhammadiyah Mesir, Nasr City, Dr. Mukhtar Muhsin menyampaikan materi selama dua hari, pada Selasa (26/9) dan Selasa (3/9). Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan urgensi materi fatwa dimana seorang mufti ibarat seperti dokter, dimana apabila ia tidak dapat memberikan formula yang tepat kepada pasien akan menimbulkan malapetaka.
Di hari pertama, para peserta yang terbagi menjadi empat kelompok melakukan presentasi menggunakan power point paska membaca karya beliau. Setiap kelompok yang melakukan presentasi langsung dihadapan penulisnya langsung diuji oleh penulisnya langsung, dimana beberapa jawaban dan cara penyampaiannya pun membuat penulis tersenyum lebar.
Di hari kedua, Dr. Mukhtar Muhsin memaparkan praktek fatwa kontemporer di berbagai bidang dan bagaiamana seorang mufti melihat suatu persoalan dari sudut pandang maqasidh syariah dan kemaslahatan bagi mustafti (orang yang bertanya suatu persoalan).
Di akhir sesi, PCIM Mesir memberikan cinderamata kepada Dr. Mukhtar Muhsin selaku pemateri, disamping memberikan apresiasi kepada 2 perserta terbaik Sekolah Tarjih dan Tarjih Academy yaitu Abdul Rauf dan Faridatul Afifah, serta kelompok terbaik, yang jatuh pada kelompok 3. (Hidan/Riz)