SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Peluncuran TelurMoe di Dusun Bejen, Caturharjo, Sleman, DIY, Rabu (2/10) mendapat apresiasi dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Salmah Orbayyinah. TelurMoe ini diinisiasi Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) bersama LazisMu PP Muhammadiyah dan dikelola oleh Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Difabel Bejen.
“Atas nama PP Aisyiyah saya menyampaikan selamat atas launchingnya TelurMoe,” tuturnya.
Salmah mengaku senang dan gembira dengan hadirnya TelurMoe ini. Di mana telah berhasil meraih sertifikasi dari Humane Farm Animal Care (HFAC).
“Satu-satunya mungkin di Indonesia bahkan di dunia dari komunitas difabel. Ini luar biasa. Saya sangat terharu dan mengharukan karena baru sekali ini komunitas difabel mampu meraih sertifikat dari organisasi tingkat dunia,” bebernya.
Salmah mengingatkan pentingnya pemenuhan kebutuhan hidup yang halal. Menurutnya, halal tidak sekadar pada makanan, tetapi menyangkut aspek lain seperti gaya hidup, pariwisata, dan lain-lain. Dalam konteks makanan, halal tidak hanya bebas dari keharaman, tetapi pemilihan dalam bahan baku, produksi, penyembelihan hewan, packaging, dan distribusinya harus halal.
“Semua kata halal dalam Al-Qur’an diikuti kata thayib. Jadi ternyata kita tidak cukup dengan makan halal, tetapi harus thayib. Halal adalah sesuatu yang dibolehkan dalam ajaran Islam, tergantung konteksnya,” tuturnya.
Salmah menilai, kehalalan itu sudah selesai, tinggal bagaimana memperkuat sisi thayibnya. Di sini Salmah melihat dengan hadirnya TelurMoe ini mengandung sarat nutrisi yang amat dibutuhkan bagi manusia. Yakni setidaknya mengandung tinggi Omega 3,6,9 DHA, bebas Salmonella dan E.coli, tinggi kandungan Fe, Se, Zn, rendah kolestrol dan lemah, protein Albumin lebih tinggi, dan tinggi Vitamin D.
“Jadi sudah sangat tepat sekali, bahwa difabel Bejen melakukan suatu inovasi luar bisa,” tegasnya.
Melihat kemaslahatan yang dihasilkan dari TelurMoe, Salmah mengajak kepada Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) untuk saling berkolaborasi meningkatkan produktivitas dari TelurMoe tersebut. Tujuan utamanya, agar dapat mengembangkan TelurMoe secara berkelanjutan.
“Suatu saat produk ini bisa dikerjasamakan dengan PTMA untuk kemudian diriset. Tentunya dari yang diriset, perlu pembuktian lebih lanjut. Bagaimana kalau telur itu dikonsumsi kepada anak-anak kemudian kita lihat puncaknya tumbuhkembang anak tersebut kalau mengonsumsi secara real produk tersebut,” kata Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini. (Cris)