Teman Berjuang dan Berpesta

Publish

5 September 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
62
Istimewa

Istimewa

Teman Berjuang dan Berpesta

Oleh: Iu Rusliana, Dosen Program Magister Manajemen (MM) Uhamka Jakarta, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat

Praktik berorganisasi itu ibarat jalan kehidupan yang banyak belokan. Kadang bertemu tikungan tajam, bahkan jalan lurus bebas hambatan. Menanjak, turunan, datar, dan kelokan semuanya mungkin menemukan hal tersebut sebagai pengalaman. Satu dua orang aja saat berinteraksi, penuh dengan dinamika bahkan terjadi konflik. Apalagi jika puluhan, ratusan, ribuan, hingga jutaan. Ada berbagai motivasi dan aspirasi. Tak cukup kita gambarkan mirip nano-nano dalam hal rasa, karena terlalu banyak rasa unik, suka duka. 

Terjadilah proses interaksi sosial. Latar belakang berbeda, pengalaman, tingkat pendidikan, bahkan harapan juga boleh jadi berbeda. Komunikasi tercipta, kedekatan atau bahkan terkristalisasi jadi faksi. Saking fanatik dan terbangun kedekatan karena saling membesarkan. Merasa dibesarkan, dikader, yang lain merasa harus menjaga hubungan kebaikan. Bisa pula karena sering berdebat di ruang rapat, tidak mendapat manfaat, merasa pikiran teman itu kerap berbeda, tak tercipta kedekatan. Jalan sejarah yang akan membentuk itu. Ingin berkawan, menjaga pertemanan, atau sekadar memanfaatkan. 

Mereka yang bersama Anda itu ada yang benar-benar tulus. Diuji sejarah dan bersama bergandengan tangan, saling dukung satu sama lain. Kadang dia datang mengkritik, memberikan masukan tanpa beban. Mengingatkan Anda yang dari luar terlihat sedang mulai melenceng. Itulah teman berjuang di saat sepi. Jangan marah saat mereka memberikan kritikan. Jadikan mata dan telinga untuk memastikan apa yang dilakukan sesuai dengan kebijakan dan pedoman. Dekati, peluk erat sebagai mitra terdekat. Mereka datang membantu dengan caranya tanpa pamrih. Sepenuhnya peduli kepada temannya yang sedang menikmati singgasana kuasa. Ingatlah, saat berkuasa, ada teman yang banyak maunya, ada yang tidak pernah minta. 

Sebagai makhluk politik, interaksi pun menjadi politis. Sebagaimana pada tulisan pekan lalu, dalam ilmu organisasi berkembang tentang politik di tempat kerja. Hendaknya kita semua mafhum dengan kondisi itu sebagai hal nyata. Semua organisasi itu pasti politis. Ada yang derajatnya tinggi, ada yang sedang, dan kurang, bedanya di situ saja. Terjadi konflik, cuma ada yang sangat keras, ada yang biasa saja. Ada yang memiliki mekanisme penyelesaian secara elegan. Adem di permukaan, padahal bara dalam sekam dan akhirnya ke pengadilan. Jadi, nikmati saja selagi bisa dan belajarlah sepenuh hati di dalamnya.

Kita yang hidup berorganisasi penuh warna-warni. Memiliki perkawanan yang melintas, tak sekadar itu-itu saja. Bertemu dengan banyak manusia dengan segala karakternya. Ada yang kuat integritasnya, penipu, penjilat, penolong, asyik, heboh, munafik, dan berbagai sifatnya. Tak ada yang aneh, karena demikianlah manusia. Kadang baik dan santun di depan, tetapi jahat, dengki, bahkan bertindak kriminal di belakang.

Dengan demikian, saat Anda memimpin, renungkan, kalau bukan siapa-siapa, sudikah mereka mendekati? Belum tentu. Di mana ada gula, di situ ada semut. Berkerumun berkunjung ingin ikut merayakan. Dalam kekuasaan yang sedang dikendalikan, ada teman berpesta yang selalu ingin mencicipi manisnya kewenangan. Berhati-hatilah dengan model begini. Seperti tulisan pekan lalu, para penunggu di tikungan adalah bagian tak terpisahkan dalam dinamika pengaruh dan kekuasaan. 

Mereka hadir hanya saat membutuhkan. Ketika target tercapai, bahkan ucapan selamat hari raya pun tak lagi disampaikan. Begitulah manusia, kadang dibutakan kepentingan. Lupa bahwa urusan kita itu panjang, terkait masa depan. Sementara itu, posisi dan jabatannya paling hanya lima sampai sepuluh tahun. Setelahnya? Saat menjadi pencari kerja lagi, orang tersebut akan datang menemui Anda dan lagi-lagi mendekati. Abaikan, sudah cukup ditipu di masa lalu. Jangan sia-siakan waktu mengurus manusia yang pragmatis tak tahu malu. Seolah kita ini objek yang harus diperas habis, dimanfaatkan. Mumpung sedang memegang jabatan, apa pun bisa dilakukan, bahkan itu di luar kewenangan. Begitu gagal memperjuangkan, hilanglah komunikasi karena merasa tak bisa dipergunakan lagi.

Menghadapi modelan begini, seperlunya saja jika dirasa mendesak. Berikan sedikit sumber daya agar tidak berisik. Jangan sia-siakan waktu Anda untuk teman yang hanya mau berpesta. Napas juang masih lama, ibarat maraton, perlu menghemat ritme dan tenaga. Perayaan kemenangan perlu di setiap tingkatan, tetapi tak perlu berlebihan. Lebih kepada menghargai kerja keras tim yang telah berkontribusi nyata. Sementara itu, mereka yang menyalip di tikungan, baiknya diabaikan. Pastikan sebagai pemimpin, Anda tahu mana penunggu tikungan, mana yang benar-benar teman juang seiringan.

Saling dukung satu sama lain. Hari ini mereka membantu, nanti kita yang membantu. Tanpa pamrih, selain ingin saling membesarkan. Bahagia melihat teman hebat bermanfaat. Sedih melihat teman terpuruk. Berduka melihat teman hatinya kecewa. Bangga melihat mereka bahagia. 

Apabila bantuan Anda tidak mencapai harapan, kompensasi hendaknya diberikan. Kita tidak sempurna, saat membantu, banyak gagalnya juga. Namun, jangan biarkan mereka terus sedih perasaan, walau mungkin itu cara menguji soliditas perkawanan. Bila ada peluang, berikan dukungan penuh sampai berhasil total. 

Jagalah teman berjuang. Merekalah yang bahkan saat Anda tidur, mendoakan yang terbaik. Bergerak tanpa pamrih mendukung. Saat dikecewakan karena aspirasi tak terpenuhi, memaafkan. Jika ada yang menjelekkan dan menyerang di belakang, membela. Sungguh sangat berharganya, karena menjadi intan berlian perkembangan karier kita. Wallaahu’alam.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Shalat dan Berkurban sebagai Wujud Syukur Oleh: Mohammad Fakhrudin Sebagai muslim mukmin menyadari....

Suara Muhammadiyah

25 May 2024

Wawasan

Cerita di Balik Hari Lebaran Bersama KeluargaOleh: Rumini Zulfikar/Penasehat PRM Troketon Setiap mo....

Suara Muhammadiyah

7 April 2025

Wawasan

Potensi Ekonomi Muhammadiyah Oleh: Saidun Derani Pernyataan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. ....

Suara Muhammadiyah

23 January 2024

Wawasan

Puasa Ramadhan Momentum Merawat Hati dan Menata Pikiran Oleh: Dwi Kurniadi/Kader IMM Pondok Shabran....

Suara Muhammadiyah

10 March 2025

Wawasan

Menjenguk Tetangga Yang Sakit Oleh: Mohammad Fakhrudin Topik kajian ini merupakan lanjutan pengemb....

Suara Muhammadiyah

18 July 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah