ACEH, Suara Muhammadiyah - Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh menyelenggarakan Dialog Ideopolitor bagi para pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Aceh.
Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat hingga Ahad, 27–29 Juni 2025, bertempat di Aula BPMP Niron.
Dengan mengusung tema "Merajut Ukhuwah, Transformasi Gerakan Kaderisasi: Penguatan Ideologi, Strategi Diaspora, dan Mewujudkan Pembawa Misi Risalah Islam Berkemajuan" dialog ini diikuti oleh sekitar 63 peserta yang terdiri dari pimpinan daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Aceh.
Acara resmi dibuka oleh Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Iwan Akib, M.Pd. Dalam amanatnya, ia menyampaikan bahwa kegiatan Ideopolitor memiliki peran penting dalam memperkuat kualitas kepemimpinan Muhammadiyah.
“Siapa yang mengurus Muhammadiyah adalah mereka yang telah selesai dengan urusan pribadinya. Ia tidak lagi memikirkan kepentingan diri, melainkan kepentingan dakwah. Seperti pesan KH Ahmad Dahlan. Carilah harta sebanyak-banyaknya, gunakan seperlunya untuk keluargamu, dan sisanya manfaatkan untuk dakwah,” ujar Iwan.
Ketua MPKSDI PW Muhammadiyah Aceh, Taufik Riswan, menjelaskan bahwa kegiatan ini melibatkan seluruh pimpinan daerah, unit pembantu pimpinan, serta pimpinan amal usaha Muhammadiyah dari seluruh Aceh.
“Ideopolitor menjadi forum strategis untuk mendiskusikan dan merumuskan kontribusi Muhammadiyah dalam menjawab isu-isu ideologis, politik, dan keorganisasian. Ini penting untuk memastikan keselarasan pola pikir dan gerakan antar pimpinan,” ujar Taufik.
Dalam pembukaan kegiatan, Asisten III Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menyampaikan dukungan penuh atas penyelenggaraan Dialog Ideopolitor yang dipusatkan di wilayah mereka.
“Atas nama Bupati Aceh Besar, kami menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini. Semoga seluruh peserta merasa nyaman dan kegiatan dapat berlangsung lancar hingga penutupan,” tuturnya.
Wakil Ketua PW Muhammadiyah Aceh, Taufiq A. Rahim, turut menegaskan pentingnya kegiatan ini dalam memperkuat arah kepemimpinan Muhammadiyah.
“Ideopolitor ini menjadi ajang penting untuk memperkuat sinergi gerakan, memastikan keselarasan dengan prinsip Islam, dan mendorong kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa. Kami harap para peserta mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh untuk memperkaya wawasan kepemimpinan dalam Muhammadiyah,” katanya.
Secara keseluruhan, Dialog Ideopolitor ini diharapkan mampu menjadi momentum strategis dalam penguatan nilai-nilai ideologis dan kaderisasi pimpinan Muhammadiyah se-Aceh.
Acara pembukaan turut dihadiri oleh Sekda Aceh mewakili Gubernur Aceh, jajaran Forkopimda Aceh, Bupati Aceh Besar, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah Aceh, serta sejumlah tamu undangan lainnya. (diko)