BANDUNG, Suara Muhammadiyah — Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kerja sama internasional melalui kegiatan Indonesia–Malaysia Educational Psychology Academic Roundtable (IMEPAR) yang digelar pada Sabtu (17/05/2025).
Acara yang berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan, lantai tiga, gedung UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, ini menjadi ajang strategis kolaborasi lintas negara di bidang psikologi pendidikan.
Kegiatan ini mengusung tema ”Kontribusi Psikologi Pendidikan dalam Mengembangkan Kualitas Pendidikan”. Kegiatan ini juga merupakan hasil kolaborasi antara Program Studi Psikologi UM Bandung, Asosiasi Psikologi Pendidikan Indonesia Wilayah Jawa Barat, dan Malaysia Educational Psychology Society (MEPS).
Academic roundtable ini menghadirkan delapan narasumber dari Indonesia dan Malaysia, yang membahas berbagai isu terkini terkait psikologi pendidikan, baik dari aspek riset maupun praktik di lapangan.
Dalam kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan kerja sama antara Fakultas Sosial dan Humaniora UM Bandung dengan Fakulti Psikologi Universiti Malaysia Sabah serta Universiti Islam Antarabangsa Sultan Abdul Halim Mu’adzam Shah (UNISHAMS).
Ketua pelaksana, Ainin Rahmanawati, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan menggali permasalahan dan potensi dalam sistem pendidikan pada kedua negara. "Sebetulnya harapannya adalah untuk memperbaiki atau membahas apa yang terjadi dengan pendidikan pada kedua negara ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga menggali peran psikologi di dunia pendidikan, terutama dalam menghadapi tantangan era digital saat ini. "Kami ingin melihat bagaimana peran psikologi bisa diterapkan untuk menjawab tantangan-tantangan pendidikan hari ini, apalagi di era digital yang serba cepat dan kompleks,” tuturnya.
Perwakilan dari MEPS, Teow Chean Khai, menekankan pentingnya sinergi antarnegara dalam memajukan psikologi pendidikan. Ia mengatakan bahwa kolaborasi antar kedua negara seperti ini sangat baik.
”Saya sangat senang bisa hadir di forum ini. Kolaborasi seperti ini memberi kita kesempatan untuk saling belajar dan berbagi praktik terbaik.” kata Teow.
Dalam paparannya dikataka, kemiripan budaya dan tantangan pendidikan yang serupa membuat kerja sama antara Indonesia dan Malaysia sangat potensial ke depannya. “Kita harus mendorong lebih banyak interaksi lintas negara di tingkat akademik karena ini akan mempercepat perkembangan keilmuan kita,” tandas Teow. (FK/m)