PERLIS, Suara Muhammadiyah – Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) sukses menggelar orientasi akbar bagi ratusan mahasiswa program doktor dari sepuluh negara berbeda, menandai babak baru internasionalisasi pendidikan Muhammadiyah. Acara yang berlangsung sejak Selasa (21/10/2025) ini dihadiri oleh kandidat doktor dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Tanzania, Bangladesh, Belanda, Filipina, Komoro, Kamboja, dan satu negara lainnya, menunjukkan daya tarik global UMAM. Kemegahan acara semakin lengkap dengan kehadiran para rektor dari universitas ternama Asia Tenggara serta perwakilan instansi pemerintah Malaysia, menegaskan posisi UMAM sebagai institusi pendidikan berkualitas internasional.
Dalam sambutan pembukaannya, Rektor UMAM Dr. Saidul Amin menyampaikan kebanggaan atas antusiasme dan keberagaman peserta. "Kehadiran ratusan kandidat doktor dari sepuluh negara ini bukan hanya sekadar angka, tetapi mencerminkan pengakuan global terhadap kualitas pendidikan Muhammadiyah. Kami berkomitmen menciptakan lingkungan akademik yang mengintegrasikan keunggulan ilmiah dengan nilai-nilai keislaman," tegas Dr. Amin. Beliau menekankan bahwa orientasi ini dirancang khusus untuk mempersiapkan para calon doktor menghadapi tantangan akademik dan penelitian di tingkat global.
Momen spesial dalam acara ini adalah pembacaan sumpah mahasiswa doktor yang dipimpin oleh Abu Nawas, Sekretaris PWM Riau. Yang patut diapresiasi, walaupun sibuk sebagai Sekretaris PWM Riau, Abu Nawas tetap menunjukkan semangat luar biasa untuk mengambil program doktor di UMAM. Dalam kapasitasnya sebagai pembaca sumpah, Abu Nawas menyampaikan pesan mendalam tentang integritas akademik dan tanggung jawab keilmuan. "Sebagai sesama pencari ilmu yang juga sedang menempuh studi doktor, saya memahami betul pentingnya menjaga komitmen akademik. Meski aktif dalam organisasi, semangat menuntut ilmu tidak boleh padam. Justru dengan kuliah di UMAM, saya bisa mengembangkan kapasitas diri untuk kemajuan organisasi," ujarnya dengan penuh khidmat.
Momen berkesan hadir melalui sesi inspiratif yang dibawakan Prof. Syukree Lamputeh dari Thailand, yang membahas topik "Relationship between Syababul 'ilmi and Syuyukhul 'ilmi in mahabbah and respectful lillahi ta'alaa". Dengan penuh hikmah, Prof. Syukree menjelaskan filosofi hubungan harmonis antara pencari ilmu muda dan para guru dalam bingkai cinta ilmu dan penghormatan yang tulus karena Allah. "Hubungan antara Syababul 'ilmi dan Syuyukhul 'ilmi harus dibangun di atas dasar mahabbah fillah, karena ini adalah kunci keberkahan dalam menuntut ilmu. Penghormatan kepada guru bukan hanya tradisi, tetapi investasi spiritual untuk kesuksesan akademik," paparnya. Sesi ini mendapat respons sangat positif dari peserta yang mengaku mendapatkan perspektif baru tentang makna pendidikan dalam Islam.
Di balik kemeriahan acara, orientasi selama seminggu ini secara konsisten berfokus pada penguatan fondasi akademik dan internalisasi nilai-nilai dasar. Para kandidat doktor akan melalui serangkaian sesi pengenalan sistem akademik UMAM, standar penelitian dan publikasi internasional, serta penanaman nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Melalui program orientasi yang holistik ini, UMAM tidak hanya membangun ekosistem ilmu pengetahuan yang inklusif, tetapi juga memperkuat kontribusinya dalam pendidikan tinggi global, sekaligus membuktikan kemampuan Muhammadiyah bersaing di kancah internasional tanpa meninggalkan identitas keislamannya.