JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) akan menjadi tuan rumah perhelatan internasional bertajuk International Conference of Social Work and Social Sciences (ICSWSS) 2025 yang digelar pada 16–17 Mei 2025. Konferensi ini mempertemukan akademisi dan praktisi dari 15 negara di Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika, untuk membahas isu pekerja sosial yang dibahas secara global.
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prof Dr Ma’mun Murod, MSi, menyampaikan bahwa kegiatan konferensi internasional ini bagian dari bentuk implementasi catur dharma universitas di level Internasional. ”Konferensi ini tidak hanya menghasilkan diskusi yang akademik, tetapi juga membuka peluang kolaborasi lintas negara, lintas institusi, dan lintas disiplin ilmu. Sehingga, melalui Konferensi internasional ini menjadi peran penting sebagai upaya implementasi salah satu catur dharma universitas, yaitu menghidupkan spirit penelitian dan hasil pemikiran ilmiah di level Internasional,” papar Guru Besar Ilmu Politik ini.
Ma’mun juga menyampaikan harapannya melalui konferensi yang akan diselenggarakan 16-17 Mei mendatang dapat memberi kontribusi besar bagi perkembangan keilmuan dan praktik pekerjaan sosial di tingkat global. ”Saya berharap menjadi ruang kolaboratif untuk bertukar ide, memperkuat jejaring internasional, dan menghasilkan solusi konkret bagi masyarakat, khususnya di kawasan Asia Pasifik,” tambahnya.
Tuti Alawiyah, MSSW, PhD, Ketua Panitia Konferensi ICSWSS 2025 ini menyampaikan bahwa konferensi internasional ini bertujuan untuk mendorong para akademisi,peneliti dan praktisi di tingkat global untuk berdialog terkait isu-isu sosial, kemanusiaan, kesehatan, lingkungan, tata kelola pemerintahan dan komunikasi yang efektif demi mewujudkan tercapainya target-target SDGs di tahun 2030.
“Kami berharap akan ada sumbangsih ide dan pemikiran serta diskusi praktik baik bagaimana pelaksanaan pembangunan sosial dari negara-negara yang ikut serta dalam konferensi dengan mengedepankan riset dan program berbasis bukti (evidence-based programs) sehingga ada dialog pengetahuan dan peradaban di level regional dan internasional,” tambah Ketua Prodi Kesejahteraan Sosial FISIP ini.
Dr Shiyou Wu, President of APISWEA ini menyatakan bahwa konferensi tahunan ini merupakan bentuk upaya kolaborasi pemikiran antara praktisi dan akademisi menanggapi isu pekerja sosial, serta isu sosial lainnya yang berkaitan dengan SDGs tahun 2030. “APISWEA menyelenggarakan Konferensi Tahunan Internasional setiap musim panas di negara atau wilayah yang terpilih di kawasan Asia-Pasifik. Konferensi ini mempertemukan para akademisi, praktisi, dan mahasiswa dari seluruh dunia untuk membahas isu-isu kerja sosial yang relevan dengan komunitas API,” jelas Dosen Arizona State University ini.
Pada tahun ini, ICSWSS mengangkat tema tentang Global Transformation and Challenges in Social Work and Social Sciences Toward Achieving the 2030 SDGs. Tema ini membahas pentingnya tujuan pembangunan berkelanjutan yang terintegrasi pada peran keilmuaan di bidang ilmu sosial dan pekerja sosial ditengah isu tantangan global, seperti kemiskinan, ketimpangan sosial hingga isu pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Sehingga pada konferensi Internasional ini bertujuan untuk mendorong dialog yang lebih maju, menggali solusi, dan memperkuat kolaborasi dalam pengembangan sosial, pertumbuhan profesional, pendidikan, dan penelitian. Konferensi ini menekankan penerapan praktis dari temuan penelitian untuk mendorong perubahan yang bermakna dan kemajuan berkelanjutan bagi komunitas API di seluruh dunia.
Acara ini merupakan konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh APISWEA (Asian & Pacific Islander Social Work Educators Association) setelah sebelumnya diselenggarakan di China pada tahun 2024 lalu. Turut hadir keynote speaker pada konferensi ini antara lain; Dr Evaon Wong, Profesor dan Dekan,the Portland State University School of Social Work, Portland, Amerika Serikat; Dr Shiyou Wu, Lektor Kepala (Associate Professor), Arizona State University, Amerika Serikat, sekaligus Presiden APISWEA; Prof Dr Paul DuongTran, Profesor California State University, Amerika Serikat; Dr Rudi Saprudin Darwis, Dosen Universitas Padjadjaran Bandung, Indonesia; Ketua Asosiasi Pendidikan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial Indonesia (APKPSI); Dr Puji Pujianto, MSW, Ketua Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI); Prof Dr Isbandi Rukminto Adi, Guru Besar Universitas Indonesia; Prof Dr Ellya Susilowati, Guru Besar Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung; Prof Dr Ninis Agustini Damayani, MLib, Guru Besar Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran Bandung. (n)