MALANG, Suara Muhammadiyah - Disrupsi Artificial Intelligence (AI) akan menggeser sebanyak 83 juta lapangan pekerjaan dalam kurun waktu 2023-2027. Sekitar 23% pekerjaan di sejumlah industri akan mengalami transformasi dalam lima tahun ke depan, salah satunya industri kreatif.
Demikian data terbaru World Economic Forum (WEF) yang disampaikan Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Nasrullah saat Kuliah Tamu Audio Visual, Senin (23/12/2024) di Aula GKB 3 UMM.
Banyak perusahaan media ternama di Indonesia yang mulai kewalahan menghadapi disrupsi industry 4.0 ini. Meski demikian, lanjut Nasrullah, komunikasi merupakan bidang yang masih diperhitungkan untuk tetap eksis. Di waktu yang bersamaan ratusan ribu potensi bidang kreatif juga bermunculan.
“Inilah saatnya untuk men-switch dan segera beradaptasi dengan teknologi baru, dengan creative digital communication,” jelasnya yakin.
Di hadapan para calon sineas dari Komunikasi UMM itu, Nasrullah yakin jika mahasiswa yang kuliah di jurusan komunikasi adalah mahasiswa yang mampu beradaptasi dan selalu punya ide-ide kreatif.
Ia mencontohkan narasumber kuliah tamu, Wahyu Prialangga Taufani. Sebagai alumni Komunikasi UMM, Prialangga memiliki mental kuat sekaligus daya kreatif yang sangat tinggi sehingga diperhitungkan. Prialangga adalah director music video yang sudah banyak menggarap project milik musisi ternama Indonesia seperti Raisa, JKT 48, Tiara Andini, Rossa, Noah, dan masih banyak lagi project yang telah digarapnya.
“Saya bangga sekali karena alumni-alumni kita di mana pun selalu mengatakan bahwa Komunikasi UMM sudah menggembleng dengan sangat baik mahasiswanya untuk menjadi alumni-alumni yang keren,” ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM Prof. Muslimin Machmud. Menurutnya banyaknya alumni yang sukses di dunia kreatif komunikasi dapat menjadi modal sosial bagi mahasiswa.
“Saya kira sudah tidak tanggung-tanggung lagi alumni-alumni kita di luar sana itu banyak sekali yang mengukir nama baik kampus ini, sehingga itu menjadi modal sosial bagi adik-adik sekalian untuk kemudian siap berkompetisi di luar,” jelasnya.
Sekarang ini Komunikasi UMM sudah terakreditasi internasional, AUN-QA dan FIBAA. Menurut Muslimin ini menjadi nilai prestise yang luar biasa.
“Kalau misalnya selesai nanti tidak hanya mendapat ijazah dan transkripsi nilai, tapi di situ sudah ada keterangannya bahwa adik-adik selesai dari program studi yang terakreditasi secara internasional,” bebernya.
“Tidak semua program studi yang ada di kampus-kampus yang lain itu mendapatkan predikat semacam itu,” tekannya.
Dijelaskannya, mahasiswa tidak hanya belajar dan praktik yang ala kadarnya saja, tetapi mahasiswa Komunikasi UMM siap dicetak menjadi generasi Creative Digital Communication. (Jan)