MANADO, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Manado (UMMA) bersama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Manado menggelar pengajian yang bertajuk “Penguatan AIK bagi Civitas Academica UMMA” di Aula UMMA, Sabtu (27/9/2025).
Kegiatan ini dibuka oleh Prof Dr Ir Damat, MP, IPM, Sekretaris Pelaksana Rektor UMMA. Dalam sambutannya, Ia menyampaikan bahwa pengajian ini merupakan bagian dari komitmen UMMA dalam menginternalisasikan dan mengarusutamakan nilai-nilai AIK baik pada individual maupun dalam tata kelola kelembagaan.
Senada dengan itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Utara, Masrur, ME, menekankan pentingnya aspek komitmen dan konsistensi dalam bermuhammadiyah di lingkungan Amal Usaha, dalam sambutannya.
“Sebagai warga Persyarikatan, penting untuk selalu merenungkan pesan Kiai Dahlan bahwa hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah. Nilai substantif pesan ini adalah ajakan untuk bermuhammadiyah dengan menghadirkan keikhlasan, komitmen dan konsistensi dalam menjalankan dakwah Muhammadiyah. Demikian tentu halnya dalam konteks bermuhammadiyah di UMMA” tutur Masrur.
Dalam sesi pengajian, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, MPd, MEd, PhD memaparkan perkembangan jaringan amal usaha Muhammadiyah, mulai dari 20.000 TK/PAUD, Sekolah/Madrasah 5.523, 400 Pesantren, 164 PTMA, 126 Rumah Sakit serta 300-an Klinik Kesehatan.
Tak hanya di indonesia, amal usaha Muhammadiyah juga hadir di Malaysia, telah berdiri Universitas Muhammadiyah Malaysia (UMAM) dan di Victoria Australia dalam bentuk Muhammadiyah Australia College (MAC). Karya dan pencapaian Muhammadiyah ini bukanlah sesuatu yang hadir begitu saja, melainkan hasil dari ikhtiar jangka panjang yang dikerjakan di atas fondasi nilai-nilai ideologis yang menjadi DNA gerakan Muhammadiyah.
“Muhammadiyah tak pernah lelah berkomitmen untuk terus berkontribusi di jalan keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan. Di usia telah memasuki masa 116 tahun dalam kalender hijriah, Muhammadiyah tetap bertahan karena Muhammadiyah memiliki nilai-nilai penting yang menjadi DNA Gerakan, diantaranya: keikhlasan, persistensi, Amanah, profesionalitas, kesalehan, kedermawanan, reputasi dan lain-lain,” ungkap Sayuti.
Sayuti menegaskan bahwa sekalipun secara organisasi Muhammadiyah secara keseluruhan masih kuat, namun bukanlah sebuah kebetulan jika dalam beberapa kondisi di beberapa daerah, terdapat amal Usaha Muhammadiyah yang harus tutup. Namun, Ia juga mengingatkan adanya tantangan dalam pengelolaan amal usaha. Demikian tentunya di tingkat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah khususnya di UMMA. Agar UMMA dapat terus berkembang dengan tata kelola organisasi yang sehat.
Ia menekankan dua hal, pertama, aspek ideologis harus menjiwai segenap proses tata kelola, kepemimpinan dan budaya di UMMA. Kedua, perlu rejuvenasi kepemimpinan melalui kaderisasi dan konsolidasi dari waktu ke waktu. Jika AUM diurus dengan benar, sesuai dengan prinsip tata kelola Muhammadiyah, maka akan tetap survive dan mencapai level kontribusi signifikan bagi masyarakat luas.
“Cintailah tempat kita beramal saleh, bangunlah sense of belonging pada kampus ini,” tandasnya.
Selain memberikan pengajian, Sayuti berkesempatan meninjau fasilitas pendidikan yang dimiliki UMMA. Saat ini di bawah kepemimpinan Prof Dr Nasaruddin Malik, SE, MSi, UMMA terus memantapkan pembangunan infrastruktur pendidikan, penguatan tata kelola dan peningkatan sumber daya manusia. Kehadiran Sayuti merupakan energi bagi proses pembenahan UMMA ke depan. (Faila/Anggi)
