BANTUL, Suara Muhammadiyah - Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12, Dr (HC) M. Jusuf Kalla, menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi dalam merespons tantangan global yang berdampak langsung terhadap stabilitas nasional. Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan antara Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Jusuf Kalla School of Government (JKSG) pada Jumat (16/05) di kediaman Jusuf Kalla, Jakarta.
Jusuf Kalla menyoroti sejumlah krisis global yang tengah berlangsung, seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, konflik militer Rusia–Ukraina, serta tragedi kemanusiaan Palestina–Israel, yang menurutnya memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian dan stabilitas Indonesia.
“Perang dagang, konflik militer, serta kurangnya penegakan hukum dan tekanan ekonomi membuat posisi Indonesia semakin rentan. Ini bisa membahayakan stabilitas dan kedaulatan negara jika tidak segera diantisipasi dengan kebijakan yang tepat,” ungkapnya.
Dalam konteks tersebut, Jusuf Kalla menyampaikan bahwa perguruan tinggi seperti UMY harus tampil sebagai agen perubahan yang tidak hanya memecahkan persoalan saat ini, tetapi juga menawarkan solusi atas tantangan masa depan.
“UMY harus mampu melampaui peran tradisional pendidikan tinggi. Diperlukan inovasi dan kontribusi nyata dalam menjawab isu-isu global seperti perdamaian, teknologi big data, dan perubahan iklim,” tegasnya.
Ia juga berharap JKSG UMY dapat memperluas peran dan pengaruhnya secara global melalui riset, advokasi kebijakan, dan kemitraan strategis internasional.
“Saya ingin ke depan JKSG berkontribusi pada skala global, bukan hanya nasional. Ini sejalan dengan semangat pengembangan pendidikan tinggi abad ke-21 yang menuntut peran aktif dalam penyelesaian isu-isu lintas negara,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala JKSG UMY, Prof Eko Priyo Purnomo, SIP, MSi, MRes, PhD, memaparkan sejumlah capaian lembaga sejak didirikan pada 2012. Hingga saat ini, JKSG telah menyalurkan lebih dari 15 beasiswa magister dan 10 beasiswa doktoral, serta menjalin kerja sama dengan lebih dari 10 institusi internasional.
“Selain itu, kami juga telah menerbitkan lebih dari 200 artikel ilmiah dan sejumlah buku sebagai bentuk kontribusi dalam isu kebijakan publik dan pemerintahan,” jelas Eko.
Melalui penguatan peran akademik dan kontribusi strategis di tingkat nasional maupun global, JKSG UMY diharapkan dapat menjadi pusat keunggulan dalam pengembangan kebijakan publik serta solusi atas tantangan masa depan, sesuai visi pendidikan tinggi yang adaptif, inovatif, dan berdampak luas.
Delegasi UMY dalam kunjungan ke kediaman JK ini juga diikuti oleh Prof Dr Titin Purwaningsih, SIP, MSi, selaku Sekretaris JKSG UMY dan Dr Bachtiar Dwi Kurniawan, SFilI, MPA selaku Sekretaris UMY. (m)