YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Generasi muda sebagai agen perubahan masa depan memiliki peran sentral dalam menjembatani hubungan antarbangsa melalui pemahaman lintas budaya. Selain memperluas wawasan, mengenal budaya lain juga membentuk sikap toleran, meningkatkan empati sosial, dan membuka peluang kerja sama internasional yang lebih luas di masa mendatang.
Semangat itulah yang melatarbelakangi diselenggarakannya Lumières de France oleh mahasiswa angkatan 2022 International Program of Communication Studies (IP-COS) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Bekerja sama dengan Institut Français d’Indonésie (IFI) Yogyakarta, acara ini digelar pada Senin malam (14/7) bertepatan dengan Bastille Day, hari nasional Prancis yang diperingati setiap tanggal 14 Juli.
“Momentum ini menjadi semakin istimewa karena bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Prancis. Dalam perayaan hubungan bilateral tersebut, Indonesia ditunjuk sebagai tamu kehormatan Bastille Day di Paris. Sebanyak 260 tentara dan 189 musisi dari Indonesia berpartisipasi dalam parade militer di Champs-Élysées,” ujar François Dabin, Direktur IFI Yogyakarta.
Bastille Day, atau La Fête Nationale, merupakan peringatan atas penyerbuan Penjara Bastille pada tahun 1789. Sebuah peristiwa revolusioner yang menjadi simbol runtuhnya monarki absolut dan lahirnya nilai-nilai liberté, égalité, fraternité (kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan). Hari nasional ini dirayakan secara meriah di seluruh Prancis melalui berbagai pertunjukan budaya yang terbuka untuk publik.
Tiga tradisi utama yang selalu menyertai perayaan Bastille Day antara lain: Pesta kembang api spektakuler di malam hari, tarian rakyat (bal populaire) di berbagai sudut kota, parade militer nasional yang berlangsung di Champs-Élysées dan disaksikan langsung oleh Presiden Prancis.
Tahun ini, parade Bastille Day turut dihadiri Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang berdampingan dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron sebagai bentuk penghormatan diplomatik antara kedua negara.
Sementara itu, dalam gelaran Lumières de France di IFI Yogyakarta, mahasiswa Prodi International Program of Communication Studies (IP-COS) UMY menghadirkan suasana khas Prancis dalam bentuk mini-festival budaya. Acara ini menampilkan berbagai aktivitas edukatif dan menyenangkan seperti: Pameran foto budaya Prancis, talkshow interaktif, pertunjukan teater klasik Prancis, Open booth edukatif, dan lomba makan baguette, roti khas Prancis yang menjadi ikon kuliner negara tersebut.
Antusiasme pengunjung dari berbagai kalangan menjadi bukti kuat bahwa pendekatan budaya semacam ini efektif dalam memperkuat pemahaman lintas negara, sekaligus menjadi bentuk nyata implementasi komunikasi antarbudaya yang menyenangkan dan membangun. (NF)