BATAM, Suara Muhammadiyah - Dalam rangka memastikan SPMB Tahun Ajaran 2025/2026 berjalan dengan lancar, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq bertolak ke Batam, Kepulauan Riau pada Rabu (25/06). Kedatangan Wamen Fajar tersebut disambut hangat oleh segenap unsur dan pemangku kebijakan pendidikan di Kepri.
Dalam kunjungannya tersebut, Wamen Fajar meninjau secara langsung loket-loket SPMB yang tersebar di sejumlah sekolah, mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK. SD dan SMP Muhammadiyah Plus menjadi salah satu sekolah yang disambangi Fajar.
“Atas nama pemerintah, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Muhammadiyah, khususnya yang berada di Kepri yang telah terlibat aktif serta turut membantu program-program pendidikan untuk masyarakat di Kepri,” tuturnya.
Wamen Fajar menuturkan kembali apa yang sebelumnya pernah disampaikan Mendikdasmen Abdul Mu’ti, bahwa baik itu sekolah negeri maupun swasta adalah setara. Atas dasar kesetaraan itu, kata Fajar, maka semua pihak berhak mendapat layanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas.
Lebih lanjut, Fajar yang juga merupakan Ketua LKKS PP Muhammadiyah mengapresiasi model metode pembelajaran yang diterapkan di SD dan SMP Muhammadiyah Plus yang mengakomodasi Kurikulum Cambridge. Bagi Fajar, ini menjadi salah satu wujud sekolah yang inklusif secara sosial.
“Tantangannya adalah bagaimana sekolah-sekolah Muhammadiyah yang tersebar di berbagai daerah lain juga mampu memiliki kualitas yang sama dengan sekolah ini. Sekolah Muhammadiyah memang banyak, namun kualitasnya beragam. Untuk itu, lahan dakwah Muhammadiyah di bidang pendidikan mesti terus dioptimalkan dengan cara terus meningkatkan kualitasnya,” bebernya.
Fajar menilai bahwa Muhammadiyah tidak pernah lelah dalam memberikan kontribusi terbaiknya bagi bangsa dan negara, terutama dalam bidang pendidikan. Kendati demikian, Buya Syafii Maarif, tutur Fajar, menyatakan bahwa peran Muhammadiyah selama ini belum menjadi penentu, melainkan baru hanya sebatas pembantu negara.
Menurutnya, siapa pun yang memimpin negeri ini, konsistensi Muhammadiyah tidak pernah bergeser sedikit pun dalam menjalankan konstitusi negara, lebih-lebih untuk memberikan rasa berkeadilan bagi sekolah-sekolah swasta yang ada di Indonesia.
“Pemerintah berkomitmen dan memberikan dukungan terhadap sekolah-sekolah swasta. Sekalipun ada dinamika dengan pemda setempat, pada prinsipnya, komitmen untuk mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua terlaksana, baik negeri ataupun swasta,” ungkap Wamen Fajar.
Muhammadiyah, kata Fajar, memiliki pengalaman dan sumber daya dalam gerakan pendidikan. Dalam pengamatannya, apa yang dikolaborasikan pemerintah dengan Muhammadiyah sesungguhnya adalah ikhtiar untuk membangun negeri. Dalam ungkapan lain, dari Muhammadiyah untuk rakyat dan dari Muhammadiyah untuk negeri.
“Jangan ragu untuk berkolaborasi dengan Muhammadiyah, karena semuanya akan kembali ke negara, kepada rakyat Indonesia. Bukan hanya warga muhammadiyah, tetapi untuk semua masyarakat tanpa terkecuali. Dan hal ini sudah terbukti dalam lintasan perjalanan panjang Muhammadiyah berbakti untuk negeri,” kata Ketua LKKS PP Muhammadiyah ini.
Wamen Fajar menegaskan bahwa kepercaaayan Presiden Prabowo Subianto kepada Muhammadiyah harus dijaga.
“Ini bukan berarti Muhammadiyah menjadi underbow negara, sebab kita punya khittah dalam menjalankan roda organisasi.”
“Menanam kebaikan untuk negara akan tumbuh kebaikan yang lebih banyak dan mulia,” sambungnya.
