LAMONGAN, Suara Muhammadiyah - Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammad (STAIM) Karangasem Paciran Lamongan sukses menggelar wisuda Angkatan ke XXVI.
Acara berlangsung meriah di Auditorium KH. Abdurrahman Syansuri ini, dihadiri oleh beberapa tokoh penting, antara lain Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Syamsudin; Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, Shodikin; Pengasuh Pondok Pesantren Karangasem Muhammadiyah Lamongan, KH. Abdul Hakam Mubarok; Konsultan bidang pendidikan Pondok Pesantren Karangasem, Prof. Zainuddin Maliki; serta tamu undangan penting lainnya.
Dalam sambutannya, Ketua STAIM Paciran, Yusuf Wibisono menyampaikan kebanggaan atas capaian para wisudawan dan wisudawati.
Dirinya mengatakan bahwa, ini adalah tonggak bersejarah bagi STAIM Karangasem dan para wisudawan dan wisudawati yang telah melewati perjalanan panjang dalam mengejar ilmu agama Islam dan melanjutkan tradisi keilmuan yang kuat di Sekolah Tinggi tersebut.
Dengan melihat animo masyarakat yang tinggi untuk menempuh pendidikan di STAIM, Yusuf mengungkapkan bahwa, kedepannya STAIM akan menambah satu program keahlian lagi sejingg keinginan untuk mengubah STAIM mejadi Institut dapat terwujud.
"Semoga STAIM bisa berubah menjadi Institut Muhammadiyah Karangasem Paciran Lamongan dengan membuka satu Prodi lagi insya Allah bisa Ekonomi atau fakultas dakwah," ungkapnya.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Syamsuddin dalam orasi ilmiahnya mengatakan, lulusan STAIM Paciran tidak hanya cakap dalam Tilwah saja, tetapi cakap dalam Qiro'ah.
"Sebagaimana Islam dibangun tidak semata-mata mengandalkan tujuan-tujuan lahiriah tetapi juga memperhatikan tujuan-tujuan ruhaniah. Sehingga perintah iqro' yang artinya membaca itu tidak semata-mata membaca tetapi bismirobbika diletakkan dalam frame ilahiyah," ujarnya.
Abdul Makam Mubarok selaku pengasuh pondok pesantren Karangasem dalam sambutannya memaparkan bahwa, STAIM Paciran didirikan untuk menjawab keresahan masyarakat yang mersasa sulit mendapatkan pendidik di jenjang perguruan tinggi yang layak.
Ia juga menegaskan bahwa, para dosen yang mengabdi di STAIM Karangasem adalah orang-orang pilihan dengan penguasaan ilmu keislaman maupun ilmu yang tidak kalah dengan perguruan tinggi lainnya.
"STAIM ini bukan tidak berkualitas. Buktinya, pak Yusuf (ketua STAIM, red) kalau mengajar menggunakan bahasa Arab dan Inggris. In sya Allah dosen-dosen SATIM sangat profesional sesuai dengan bidangnya,"tegasnya.
Selain itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, Shodikin, turut memberikan apresiasi atas prestasi STAIM Karangasem.
"Selaku ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan mengucapkan terima kasih yang luar biasa dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pesantren Karangasem sebagai pusat pengkaderan 'Ulama Muhammadiyah," ucapnya.
Dirinya mengakui bahwa STAIM Karangasem telah menjadi lembaga pendidikan Islam yang patut diperhitungkan, maka jangan berhenti berkarya dan memberikan kontribusi bagi masyarakat.
Ia meminta agar branding Pesantren Karangasem Muhammadiyah Pacrian Lamongan sebagai pusat pengakaderan 'Ulama Muhammadiyah terus ditingkatkan.
"Sehingga kader-kader 'Ulama nanti akan memimpin Indonesia kedepan adalah kader-kader 'Ulama yang digodok di Pesantren Karangasem Muhammadiyah,"imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Zainuddin Maliki selaku konsultan bidang pendidikan pondok Karangasem juga mengapresiasi setinggi-tingginya Pesantren Karangasem Muhammadiyah yang telah banyak mencetak kader-kader 'Ulama Muhammadiyah.
Zainuddin Maliki yang merupakan anggota DPR RI Komisi X ini berharap, para lulusan dari Pesantren Karangasem ada yang mengikuti jejaknya untuk menduduki kursi di parlemen.
"Lulusan Karangasem nanti ada yang bisa menjadi anggota dewan, kita perkuat posisi kita di DPR supaya pendidikan ini bisa dikelola sesuai dengan apa yang diharapkan agama kita,"harapnya.
Sementata itu, mereka yang diwisuda pada kesempatan ini tidak hanya mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari Lamongan dan sekitarnya, ternyata ada juga mahasiswa yang berasal dari luar Jawa, Tepat dari Maumere dan Lembata Nusa Tenggara Timur.
Dalam kesempatan ini, Mahasiswa bernama Asri Rahima Lei asal Lembata NTT menyampaikan kesannya selama kuliah di STAIM.
"Sangat menyenangkan, banyak teman dari berbagai daerah. Dan di sini, saya bisa lebih memperdalam keislaman mengintat di NTT masih kurang dalam bidang agama," kesannya.
Kesan yang sama juga disampaikan oleh Tiansi, Mahasiswi asal Maumere NTT. Dirinya merasa senang bisa menempuh pendidikan di STAIM Paciran
"Di STAIM Pacrian bisa berkenalan dengan teman-teman baru yang ramah, para dosennya juga mendidik kami dengan memberi tauladan yang baik," ungkapnya.
Tentunya semua berharap agar para lulusan ini merupakan kader-kader Muhammadiyah yang akan menjadi agen perubahan yang positif dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. (Iwan Abdul Gani)